Indonesiasurya.com,Lembata - Salah satu Kader Partai Nasdem di DPRD Lembata, diduga Tidak memiliki cukup kemampuan mengendalikan emosi, saat terjadi dinamika
Dan hal ini terjadi ketika Forum Parlemen Jalanan Lomblen (Formalen) menyampaikan aspirasi kepada DPRD bersama pemerintah daerah dan Forkompimda yang dihadiri Bupati, Dandim dan Kapolres
Anggota fraksi Nasdem DPRD Lembata Jhon Batafor berteriak dan mengeluarkan bahasa yang kurang pantas sebagai seorang anggota DPRD Lembata dari partai Nasdem ditengah forum.
Jhon Batafor dengan lantang mengatakan bahwa yang ada dalam ruangan adalah penipu, padahal di ruangan tersebut ada Bupati, Dandim, kapolres, sekda dan Formalen serta sejumlah kepala dinas
Apakah para pihak ini Penipu?
Mengeluarkan cacian dengan teriakan menunjukan bahwa kader Partai Nasdem tidak matang secara emosional ketika dihadapkan pada dinamika.
Jhon Batafor tidak berargumentasi dengan akal yang baik, tetapi terpancing situasi saat itu dan membuat gaduh hingga oleh pimpinan DPRD mengeluarkan kader Nasdem tersebut dari ruang rapat.
Hal ini bermula ketika Forum parlemen jalanan lomblen (formalen) menyampaikan aspirasi dimana, Choky, Ratulela salah seorang orator menyebut nama John S. Batafor anggota DPRD dari partai Nasdem telah menolak tunjangan perumahan, tunjangan transportasi dan pakaian dinas akan hal tersebut, secara spontan mendapat protes dari anggota DPRD lainnya.
Spontanitas anggota dewan lainnya dengan Hura menyebut ow, bukan tanpa alasan, Karena untuk pakaian dinas yang disebutkan Choky bahwa ditolak oleh John Batafor ternyata tidak benar. Sebab John Batafor menerima pakaian Dinas sebagai anggota DPRD Lembat dan hal inilah kemudian di soraki anggota DPRD lainnya.
Tidak menerima gumaman, anggota DPRD Lembata, John Batafor, yang adalah anggota fraksi Nasdem ini, langsung menyambar dengan teriakan dan suara tinggi kepada wakil ketua DPRD Fransiskus Namang, dengan cacian dan menyebut Fransiskus Namang mulut seperti perempuan, padahal saat itu Bupati Lembata, Petrus Kanisius Tuaq, Dandim dan Kapolres bersama pimpinan DPRD ada depannya.
Apakah Bupati, sekda, para kepala dinas, pimpinan DPRD, anggota DPRD, Dandim, Kapolres juga Anggota Formalen adalah penipu? Hanya Jhon Batafor yang punya jawaban.
Sementara itu, Ketua DPRD Lembata, Syafrudin Sira Purab menyayangkan aksi damai yang dilakukan Forum Parlemen Jalanan Lomblen (Formalen), diwarnai aksi yang tak elok untuk dilihat publik Lembata. Pasalnya, aksi yang diawali dengan damai harus berakhir ricuh akibat ulah anggota DPRD Lembata, John S. Batafor. dari partai Nasdem.
Ketua DPRD Lembata Syafrudin Sira meminta maaf kepada Publik Lembata, Forkompinda dan massa Aksi Formalen karena kejadian ini diluar dugaan yang mencoreng DPRD sebagai Lembaga.
Syafrudin mengatakan, Soal sikap anggota fraksi Nasdem John Batafor terkait penolakannya terhadap tunjangan perumahan dan tunjangan transportasi adalah sikap pribadi. Begitu juga ketika John yang awalnya menolak Pakaian Dinas lalu pada akhirnya menerima juga adalah sikap dan komitmen Pribadi. Yang kami sesalkan adalah etika sebagai anggota DPRD ketika menerima massa aksi yang dihadiri oleh Forkompimda. Kejadian tadi tidak elok,” tegas Syafrudin, 8 September 2025.
Hal yang paling memalukan dan disesali oleh Syafrudin adalah kalimat caci maki yang dikeluarkan oleh kader Nasdem John Batafor.
Selain cacian, menurut Syafrudin, anggota fraksi nasdem John Batafor juga menuding semua yang ada ruangan tersebut sebagai pencuri dan penipu.
“Ini yang saya sesalkan. Sebagai anggota DPRD mesti memilih kalimat yang santun dan menjaga bahasa.
Pertanyaannya tudingan penipu dan pencuri itu ditujukan kepada siapa ? Apakah kepada kami pimpinan DPRD dan anggota yang lain ? Atau ditujukan kepada Kapolres, Bupati, Dandim dan Sekda ? Disana juga ada para kepala Dinas. Ini yang kami sesalkan,” ungkapnya.