Lewoleba,Indonesiasurya com - Pengambilan material galian c di daerah aliran sungai (DAS) waikomo kelurahan Lewoleba barat, kecamatan Nubatukan kabupaten Lembata NTT masih menjadi diskusi hangat banyak kalangan atas topik normalisasi.
Kritik pedas tidak hanya disampaikan ke pihak ketiga yang diduga mengeruk material galian c tanpa ijin namun, juga tertuju pada calon wakil bupati terpilih yang juga diduga membuat kebijakan untuk kepentingan daerah padahal dirinya belum di Lantik menjadi wakil bupati.
Catatan kritis juga diberikan kepada anggota DPRD Lembata Capt.David Vigis yang terlibat dalam upaya normalisasi tanpa perhitungan teknis tersebut
Sekretaris LBH Aldiras, Elias Keluli Making, usai melakukan investasi lapangan pada DAs waikomo kepada awak media menjelaskan bahwa, memang terpantau ada sedimentasi di beberapa titik Utara, selatan seputaran jembatan namun, untuk normalisasi belum terlalu dibutuhkan saat ini. tetapi jika untuk pencegahan terhadap bahaya bencana boleh dilakukan dengan syarat pelaksanaan berdasarkan perhitungan teknis sehingga tidak berdampak pada ikutan kerusakan yang lainnya.
“Kondisi itu belum bisa dilakukan normalisasi karena butuh perencanaan dan perhitungan yang matang. Kalau dilihat dari model penanganan yang ada terlihat tidak ada perencanaan yang baik. Lebih tampak pada aksi sepihak oleh oknum tertentu dalam hal ini Anggota DPRD Vigis David dan Muhamad Nasir Laode, Wakil Bupati Lembata terpilih”, ungkap Elias Keluli.
Banyak informasi yang kami dapatkan bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif anggota DPRD Lembata David Vigis dan Calon wakil bupati Lembata terpilih Muhamad Nasir.
“Menjadi pertanyaan adalah, apakah benar penanganan ini atas suruhan oknum DPRD dan Wakil Bupati terpilih ini? jika benar mengapa tidak melibatkan pemerintah? yang menjadi perhatian serius adalah kegiatan tersebut tanpa perhitungan teknis yang jelas karena, jika normalisasi dilakukan. material dalam DAS sangat banyak dibutuhkan lantas mengapa di bawah keluar? ujar Elias.
Elias menegaskan keliru jika wakil Bupati terpilih membuat kebijakan mewakili pemerintah.
Mungkin niatnya baik tapi mesti diingat bahwa wakil terpilih belum dilantik menjadi wakil bupati lantas mengapa mewakili pemerintah? bagi kami ini mengindikasikan kurangnya pemahaman tentang tupoksi pemimpin dalam urusan pemerintahan. Elias berharap aksi ini tidak terulang lagi dikemudian hari, tegas Keluli di kediamannya (14/1/2025)
Sementara itu, penjabat Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapobali kepada awak media diruang kerjanya (14/1/2025) menyayangkan pihak ketiga membawa keluar material galian c dari das waikomo.
Menurut mantan Kepala dinas PUPR Lembata ini bahwa, normalisasi itu membutuhkan material galian c yang tidak sedikit. mungkin juga yang ada di das saat ini kurang namun, akan dilakukan perhitungan dan kajian teknis sebelum dilaksanakan normalisasi.
Tapobali menuturkan bahwa pemerintah daerah melalui BPBD telah mengajukan proposal ke BNPB pusat sebesar 26 miliar untuk kegiatan normalisasi
Sementara itu Muhamad Nasir wakil bupati terpilih melalui sambung telp seluler (12/1/2025) kepada media ini menjelaskan bahwa ini niat niat baiknya karena banyak warga yang menghubungi dirinya dan meminta bantuan.
Hujan awal januari itu mengakibatkan banyak wilayah terendam banjir dan saya ditelpon oleh warga yang alami musibah sehingga saya turun lapangan melihat langsung.
Di lewoleba kami ke Lamahora, juga ke TPI, SMA Negeri satu Nubatukan, dan berbagai tempat lain termasuk DAs Waikomo karena, abrasi telah membuat beberapa fasilitas umum rusak termasuk amblasnya sawah milik masyarakat.
Di das waikomo saat kami turun, tampak ada sedimentasi di beberapa titik sekitar jembatan, abutment juga sudah gantung, diperparah dinding bagian timur bawah alami abrasi yang mengakibatkan sawah warga amblas.
"kemarin kami dipilih oleh masyarakat jadi kami punya Tangungjawab ketika ada masyarakat minta bantuan dan bagi saya urusan masyarakat itu nomor satu " ungkap Nasir.
Lebih jauh Nasir menjelaskan karena situasi ini kemudian dirinya berkoordinasi dengan dinas terkait namun, ketika itu alat berat pemerintah juga sedang tangani longsor dan belum bisa dimobilisasi kembali karena terkendala biaya. jadi Nasir berinisiatif karena niat baiknya untuk membantu masyarakat.
"langkah cepat ini untuk membuat jalan air, dengan mengeruk sedimentasi dan ini merupakan upaya untuk mengurangi resiko bencana" ungkap wakil terpilih.
Nasir menjelaskan ketika itu dirinya menghubungi Rahman di BPBD namun di jawab bahwa tidak ada alat sehingga wakil terpilih menghubungi langgeng untuk minta bantuan dan mereka bersedia makanya ada alat berat turun ke das Waikomo
"kita belum dilantik dan belum punya kewenangan tapi kemarin masyarakat sudah memilih kita karenanya, kita punya Tangungjawab sehingga ketika ada masyarakat butuh itu P1 yang wajib kami layani" ungkap Nasi