Lewoleba,Indonesiasurya.com - Ketua KPU Lembata Hermanus Haron Tadon tegas menapik tudingan bahwa palu pengesahan rekapitulasi perhitungan suara pemilihan bupati dan wakil bupati Lembata untuk kecamatan Buyasuri diketuk usai lerai kericuhan saat pleno berlangsung.
Palu saya ketuk setelah ketua Bawaslu sampaikan pendapat dan saya bertanya pada saksi ujar Herman kepada Indonesiasurya.com melalui pesan singkat Whatsup (wa) 5/12/20224
"Saya ketuk palu setelah keributan selesai dan setelah Ketua Bawaslu Lembata menyampaikan pendapat dan sebelum palu di ketuk pun saya masih bertanya pada para Saksi bagaimana dengan hasil dari Kecamatan Buyasuri ? Sebagian Saksi setuju terus saya tanya Bawaslu juga sepakat dan anggota KPU Lembata juga sepakat selanjutnya saya langsung ketua palu pengesahan"terang Tadon
Penyampaian ketua KPU Lembata ini untuk meluruskan pemberitaan media ini pada, Rabu (4/12/2024) dengan judul, https://indonesiasurya.com/ppk-buyasuri-ngamok-kpu-lembata-diduga-tidak-netral-benarkah.
untuk diketahui bahwa pleno perhitungan suara pemilihan bupati dan wakil bupati Lembata, diwarnai kericuhan setelah anggota PPK Buyasuri ngamok saat dinamika rapat sedang berlangsung.
Tindakan anggota ppk Buyasuri ini kemudian membersihkan pertanyaan para saksi, jangan-jangan dugaan pengelembungan suara itu benar adanya?
Doni Kares Astrianus, salah satu saksi pada pleno tersebut tegas mengatakan, dalam urusan pilkada Lembata kali ini pihaknya menduga PPK kecamatan Buyasuri berkontribusi dalam kecurangan ini. ujar Asten.
Selain itu, Kares menyoroti oknum penyelenggara di kecamatan Buyasuri bergaya preman.
"Penyelenggara pemilu haruslah orang yang paham dan mengerti adab berargumentasi di forum. Kalau bergaya preman tidak perlu jadi penyelenggara.
Kedua, kami soroti dugaan ketidaknetralan bawaslu dan Panwaslu. Tadi malam sebelum pleno rekapitulasi, ada dugaan pertemuan dengan tim paket tertentu untuk mencocokan data. Sehingga selama ini dugaan Kecurangan dari tingkat bawah ini bisa benar dan menjadi masif," ujar Asten Kares.
Dikatakan, di TPS Ile Ape Timur, Desa Lamatokan, jumlah yang memilih, lebih banyak dari daftar hadir, sehingga dirinya meminta cek kembali di aplikasi sirekap, ternyata ditolak juga oleh KPU.
"KPU diduga tidak fair dan lebih cenderung memihak ke paket tertentu. Kami juga Sayangkan saksi dari paslon 4 mengabaikan dugaan penggelembungan suara. Beliau bahkan mendukung untuk tidak buka kotak suara.
Kares menegaskan, akan adukan Bawaslu dan KPU Lembata ke DKPP.