NTT, IndonesiaSurya.Com - Brigjen Simon Petrus (SPK) Kamlasi memberi warna baru di panggung politik Pilkada Gubernur NTT September mendatang, hal ini bukan tanpa alasan SPK di anggap figur pekerja keras, visioner, cerdas dan rendah hati.
Ayub Titu Eki manatan bupati Kupang dua periode mengatakan, Pemimpin NTT kedepan menurutnya haruslah berpikir sedemikian rupa, memiliki konsep yang jelas, strategi yang jitu, bagaimana keluar dari kemiskinan.
Saya politisi dan juga mantan akademisi, dan saya mau bicara tentang siapa yang layak untuk tampil dan memimpin NTT kedepan. Saya secara pribadi menganggap bahwa setelah melihat figur-figur lain yang sudah tampil yang sudah melakukan sosialisasi kesana kemari, saya dalam hati melihat potensi itu ada pada Pak SPK.
Saya bukan hanya melihat pada peluang kemenangannya, melainkan saya, melihat lima tahun masa kepemipinan, selanjutnya apa yang akan terjadi. Outputnya,”tegas Titu Eki
Dari sisi keilmuannya sebagai seorang demografi, Ayub melihat bahwa NTT kalau tidak memiliki satu kepemimpinan yang mantap, maka dalam periode ini, yakni 2024-2029 ke atas, akan tetap menjadi daerah urutan ketiga termiskin di Indonesia.
“saya lihat ada potensi besar di dalam diri SPK. Dia berpotensi membuat loncatan. Karena kemiskinan kita adalah kemiskinan yang secara statistik, sudah sangat ekstrim. Sehingga angka kemiskinan ini harus menjadi satu agenda karena kemiskinan inilah yang membuat tenaga produktif dijual ke luar daerah. Bukan produknya yang dijual. Dulu sapi kita dijual, sekarang kebalikan, manusianya,”tambahnya.
Sebagai seorang yang pernah memimpin satu daerah, Titu eki mengatakan, dia sudah merasakan betapa sulitnya memenuhi kebutuhan masyarakat, dan menggenjot pembangunan di daerah. Masalah yang ditemui di lapangan sangatlah kompleks dan membutuhkan jiwa kepemimpinan yang kuat.
Untuk diketahui saat ini, SPK mengemban jabatan sebagai Kepala Staf Korem 161/Wira Sakti Kupang, kariernya luar biasa karena, belum berusia 50 tahun sudah dipromosi menjadi Brigjen. hal ini tentu karena dia punya konsep dan strategi,”ungkap Ayub.
Ayub mengatakan, dalam Institusi sebesar TNI, seseorang yang ditujukan menjadi pemimpin bukan perkara mudah, sama halnya SPK pasti memiliki karakter melayani, bukan sebatas pada bangsa dalam situasi darurat perang tapi juga pada masalah-masalah sosial di masyarakat.***sumber ; mediatorkupang