Festival Haifest di Kupang menghadapi kendala yang membuat beberapa pertunjukan pada hari ketiga terganggu dan menjadi masalah sehingga menimbulkan kekecewaan di kalangan penonton.
Peristiwa ini memicu berbagai opini di masyarakat, mulai dari kritik tajam hingga dukungan moral untuk penyelenggara.
• Penyelenggara dianggap kurang profesional
Dari sudut pandang konsumen, pembatalan atau gangguan pada festival adalah kegagalan total. Penonton membeli tiket dengan harga yang lumayan dengan harapan bisa menikmati seluruh rangkaian acara, termasuk hari terakhir namun gangguan yang terjadi membuat mereka merasa dirugikan, baik secara finansial maupun waktu.
•Minimnya komunikasi:
Pengumuman terkait perubahan acara yang tidak jelas dan terkesan mendadak membuat penonton mungkin bingung dan kesal. Beberapa penonton mungkin sudah mempunyai harapan dan ekspektasi yang tinggi bahwa mungkin idola mereka akan tampil di hari ketiga namun dikecewakan begitu saja .
•Pengelolaan acara yang tidak matang:
Masalah teknis, kekurangan dana (penjualan tiket tidak memenuhi target), atau kendala lainnya yang mendasari masalah ini menunjukkan adanya perencanaan yang kurang matang. Hal ini mencoreng nama baik penyelenggara dan memberikan kesan bahwa mereka tidak profesional.
•Kepercayaan yang hilang:
Kekecewaan ini berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap penyelenggara dan juga citra festival serupa di Kupang. Kedepannya, masyarakat akan ragu untuk membeli tiket atau datang ke acara yang diselenggarakan oleh pihak yang sama.
•Pembelajaran bagi semua pihak
Sebagian masyarakat mungkin mengambil sikap yang lebih empatik, melihat peristiwa ini sebagai sebuah pembelajaran yang berharga, tidak hanya untuk penyelenggara, tetapi juga untuk industri kreatif di Kupang secara keseluruhan.
•Tantangan industri kreatif di daerah: Mengadakan festival skala besar di daerah seperti Kupang memiliki tantangan tersendiri dibandingkan di kota-kota besar. Dukungan dari masyarakat, ketersediaan dana, hingga kesiapan infrastruktur seringkali menjadi kendala. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa mengembangkan industri kreatif di daerah membutuhkan proses dan dukungan yang lebih mendalam
•Memanajemen Krisis Sangat penting
Penyelenggara sudah meminta maaf dan menawarkan pengembalian dana parsial untuk tiket hari ketiga. Tindakan ini, meskipun tidak bisa sepenuhnya menghapus kekecewaan, menunjukkan adanya tanggung jawab dan usaha untuk memperbaiki keadaan. Proses ini bisa menjadi pelajaran berharga dalam manajemen krisis.
Seharusnya Penyelenggara perlu lebih transparan dalam setiap prosesnya, mulai dari penjualan tiket hingga kendala yang terjadi. Edukasi kepada publik mengenai risiko dan tantangan dalam menyelenggarakan festival juga bisa membantu membangun pemahaman yang lebih baik.
Kegagalan festival Haifest di Kupang pada hari ketiga adalah sebuah peristiwa yang kompleks, yang menimbulkan berbagai opini dari masyarakat. Di satu sisi, ada kekecewaan besar terhadap profesionalisme penyelenggara. Namun di sisi lain, peristiwa ini juga bisa menjadi cermin dan pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam industri kreatif di daerah. Penting bagi penyelenggara untuk menanggapi kritik ini dengan bijak, mengambil langkah-langkah perbaikan yang konkret, dan berkomunikasi dengan lebih efektif di masa depan untuk membangun kembali kepercayaan publik.