Lembata,Indonesiasurya.com - Pasar Pada yang terletak diantara kelurahan Lewoleba barat dan desa pada kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata dan merupakan, pasar milik pemerintah daerah terus melakukan pembenahan sebagai bagian dari pelayanan pemerintah kepada publik.
Pasar pada, beberapa waktu terakhir jadi bahan diskusi hangat banyak kalangan hal ini, dipicu adanya dugaan carut marut dalam pembagian kios yang baru selesai dibangun dan siap dimanfaatkan.
Bunyian tentang dugaan adanya Siluman dan Mafia di balik pembagian kios pasar Pada, masih terdengar nyaring.
Informasi yang berhasil dihimpun indonesiasurya.com, menyebutkan ada sejumlah nama siluman yang masuk dalam daftar penerima kios padahal mereka bukanlah pihak terdampak renovasi bangunan pasar pada.
Bahkan diduga ada aliran uang untuk mendapatkan jatah kios bagi pihak yang tidak terdampak renovasi,benarkah?
Abdul Gani koordinator pedagang pasar pada kepada media ini (10/6/2025) menjelaskan kami pegang pernyataan Pak Kadis bahwa kami yang terdampak pemugaran pasar akan mendapatkan kembali kios yang telah dibangun.
Lanjut Gani dari daftar list penerima, kami melihat ada sejumlah nama, sebelumnya tidak pernah jualan di lokasi yang kini sudah renovasi tapi saat pembagian kios nama mereka muncul.
Anehnya ada pedagang di pasar yang tidak terdampak malah dapat kios padahal banyak dari kami belum kebagian bahkan, ada yang namanya tiba-tiba hilang tanpa alasan. Ini kami pertanyakan dan ingin agar ada kejelasan.
Lebih menyedihkan lagi ujar Gani pihaknya menduga ada oknum ASN yang juga dapat dua kios. Ini ada apa? Bahkan diduga kuat oknum ASN terima aliran uang dari para pihak agar bisa juga mendapat jatah kios.
"Ada pedagang emas yang, sebelumnya tidak jualan di lokasi tersebut dapat kios dan di bagian depan pula, Ini aneh memang. Bahkan ada yang datang antar uang ke istri saya katanya untuk saya sambil mengatakan bahwa oknum di dinas juga sudah dapat" tegas Gani.
Ini kami duga ada mafia dalam pembagian kios ini padahal, pak Kadis koperindag sudah sampaikan bahwa 50 orang yang sebelumnya jualan di lokasi tersebut akan diprioritaskan untuk dapat tapi, kenapa ada nama baru yang juga masuk? Ini harus di usut tegasnya.
Sementara Ama Pi yang istrinya juga merupakan pihak terdampak tiba-tiba namanya hilang tanpa alasan.
"Saya ingin tahu apa alasan pemerintah menghapus nama istri saya sebagai penerima?" Tanya Ama Pi.
Mikael Wawin kepala bidang perdagangan Dinas Koperindak Lembata dihubungi media ini mengatakan, saat ini dirinya sedang dalam perjalanan dari larantuka ke Lewoleba sebab itu setelah tiba baru akan memberikan keterangan kepada awak media.
"Saya sedang dalam perjalanan ke Lembata jadi nanti tiba baru saya berikan keterangan kepada media" ungkap Wawin.
Kepala Dinas Koperindag dihubungi media ini, mengatakan bahwa dirinya baru dengar informasi terkait adanya aliran uang dalam proses ini. dirinya akan lakukan evaluasi internal terkait berbagai masukan dari para pedagang.
"Saya baru dengar karena itu akan lakukan koordinasi dan konsolidasi internal untuk selanjutnya membuat evaluasi atas kegiatan ini, sehingga bisa ada keputusan yang baik untuk kepentingan bersama" Ungkap Wilhemus Yopa.