Ungkap Realita Sosial

Logo Banggainesia
Local Edition | | Todays News


Mengenal Pater Markus Solo Kwuta, Imam asal Larantuka, penerjemah bahasa bagi Paus Fransiskus

Padre Marco menjadi sapaan akrab rekan-rekannya di Lingkungan Tahta Suci Vatikan. Ia menyelesaikan sekolah dasar di SDK Lewouran dan kemudian melanjutkan pendidikan menengah ke SMPK Ile Bura Lewotobi dan SMAK Seminari San Dominggo Hokeng Flores Timur.

IndonesiaSurya
Rabu, 04 September 2024 | 11:33:56 WIB
Pater Markus Solo Kwuta

Jakarta,Indonesiasurya.com - Imam asal Flores Timur menjadi salah satu figur yang mencuri perhatian publik dalam lawatan pemimpin gereja katolik ke Indonesia. 

Pater Markus Solo Kewuta  mendampingi Paus Fransiskus dalam lawatannya ke Indonesia sebagai penerjemah bahasa.

Pater Markus Solo Kewuta merupakan imam katolik dari Serikat Sabda Allah (SVD). Kini imam kelahiran Lewouran, Kabupaten Flores Timur, NTT, 4 Agustus 1968 itu menjabat sebagai Anggota Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci Vatikan.

Padre Marco menjadi sapaan akrab rekan-rekannya di Lingkungan Tahta Suci Vatikan. Ia menyelesaikan sekolah dasar di SDK Lewouran dan kemudian melanjutkan pendidikan menengah ke SMPK Ile Bura Lewotobi dan SMAK Seminari San Dominggo Hokeng Flores Timur.

Padre Marco kemudian bergabung dengan Serikat Sabda Allah (SVD) dan masuk Novisiat Serikat missionaris tersebut di Nenuk, Timor pada 1988.

Padre Marco menyelesaikan studi Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Santo Paulus Ledalero, Maumere, Flores sekarang berubah menjadi Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK). Ia kemudian dikirim bersama seorang teman seangkatannya, Mariano Grace Da Silva untuk meneruskan studi Teologi di Sekolah Tinggi Teologi Katolik Sankt Gabriel di Mödling, Wina, Austria tahun 1992.

Ditahbiskan di Austria

Usai menyelesaikan studi teologi di Sekolah Tinggi Teologi Katolik Sankt Gabriel di Mödling, Wina, Austria, Padre Marco kemudian menjalankan Praktek pastoral (Diakon) selama 6 bulan di Paroki Pischelsdorf, Steiermark, Austria.

Pada 3 Mei 1997, ia ditahbiskan menjadi imam katolik di Rumah Misi SVD Sankt Gabriel, Wina, Austria. Ia kemudian bekerja sebagai Pastor Pembantu di Paroki Santo Maximilian Bischofshofen, Salzburg, Austria.

Berdasarkan keputusan pimpinan Serikat SVD di Austria, ia ditugaskan untuk berkarya di Bischofshofen pada tahun 1999 dan memulai studi Doktoral di bagian Teologi Fundamental di Universitas Leopold Franzens di kota Innsbruck, Austria.

Meskipun melanjutkan studi, ia tetap berkarya sebagai Pastor di Paroki Schwaz dan Paroki Sankt Jodok dan Schmirn di Propinsi Tirol.

Padre Marco meraih Gelar Doktornya pada tahun 2002 dengan predikat Summa cum Laude dengan thesis “Der ostflorinesische Gott und Gott Jesu Christi” – Die Suche nach theologisch-spirituellen Grundsätzen für den Dialog).

Pada tahun yang sama (2002) ia melanjutkan studi Bahasa Arab Klasik pada Dar Comboni Institute di Zamalek, Kairo, Mesir. Ia meraih gelar Licensiat pada tahun 2005 pada Institut Kepausan untuk Studi Bahasa Arab dan Islamologi (Pontifical Institute for Arabic and Islamic Studies, PISAI) di Roma, Italia.

Setelah menyelesaikan studinya di Roma, Padre Marco kembali ke Wina, Austria dan mendapat kepercayaan dari Kardinal Christoph Schönborn untuk memajukan dialog antara umat Katolik dan umat Islam di kota Wina. Pada saat yang sama ia diberi tugas menjadi Pastor Pembantu di Paroki SVD di Alxingergasse di Distrik X kota WIna.

Tahun 2006 Kardinal Schönborn mengangkat Pastor Markus menjadi Rektor Institut Internasional Asia-Afrika (Afro-Asiatisches Institut, AAI) di kota Wina. (POS KUPANG.COM)

Dipanggil oleh Tahta Suci Vatikan

Padre Marco mendapat tugas dari Takhta Suci Vatikan untuk menjadi staf Penasehat pada Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue, PCID) di Vatikan.

Padre Marco resmi bergabung dengan Dewan Kepausan tersebut dan menangani Desk Dialog Katolik-Islam di Asia dan Pasifik pada bulan Juli 2007.

Pada tahun 2015, Padre Marco menjadi orang Indonesia pertama di Kuria Tahta Suci Vatikan ini, selain menangani Desk Islam di Asia dan Pasifik, juga dipercayakan sebuah tugas lain, yakni sebagai Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate yang bertugas untuk memajukan Pendidikan Perdamaian dan Pembentukan Duta-duta Perdamaian dari berbagai agama non-Kristiani bertempat di kota Roma dan Vatikan

Di luar dari tugas-tugas Dialog keagamaan tersebut, Pastor Markus yang memiliki hobby di bagian musik dan olahraga. Sejak tahun 2015, Pastor Markus juga menjadi seorang Cerimonial liturgi dari Paus Fransiskus di Vatikan


Bagikan

KOMENTAR (0)

Alamat Email anda tidak akan ditampilkan. Wajib diisi untuk kolom *

Berita Terkini

Menuju Pilkada Lembata, Marsianus Jawa calon bupati yang rendah hati bikin masyarakat jatuh hati

Marsianus Jawa calon bupati Lembata, saya tidak ingin banyak berjanji tapi saya ingin memberikan bukti nyata sebagai seo

| Sabtu, 19 Oktober 2024
Target menang di pilkada Lembata dan Pilgub NTT, partai Nasdem rapatkan barisan.

DPC Partai Nasdem Lembata yakin., bisa menang di pilkada dan meraup suara untuk Pilgub di Lembaga

| Sabtu, 19 Oktober 2024
Angin kencang balikan tenda Festival kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Lembata

Angin yang sekonyong-konyong membalikan posisi dua tenda jadi yang terpasang dengan posisi terbalik, atap di bawah dan t

| Kamis, 17 Oktober 2024
Indeks Berita

Poling

Silakan memberi tanggapan anda ! Siapa calon bupati dan calon wakil bupati yang kalian anggap layak pimpin lembata 2024-2029?

TERKONEKSI BERSAMA KAMI
Copyright © 2024 Indonesia Surya
Allright Reserved
CONTACT US Lembata
Lembata, Nusa Tenggara Timur
Telp: +6281334640390
INDONESIA SURYA
Viewers Now: 65