Lewoleba, IndonesiaSurya.Com - Pemerintah Kabupaten Lembata diduga lamban merespon kurangnya dokter spesialis kandungan pada Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Lewoleba, Hal ini terbukti dengan saat ini RSUD Lewoleba hanya memiliki satu dokter Obstetri dan Ginekologi atau dokter Obgyn paska mundurnya dokter Jimy Sunur sebagai seorang ASN yang bertugas melayani pasien di rumah sakit milik pemerintah daerah namun, belum ada pengganti untuk mengisi kekosongan tenaga tersebut.
Selama ini RSUD memiliki dua orang dokter spesialis obgyn yakni dokter Jimy Sunur dan dokter Ina Tukan namun, Sunur telah memutuskan untuk mundur dari ASN dan itu berarti tidak lagi bertugas seperti biasa di rsud.
Dengan mundurnya dokter Jimy, praktis RSUD hanya memiliki satu orang dokter ahli kandungan untuk melayani ibu hamil yang hendak melahirkan di RSUD.
Dominikus Malik, plh direktur RSUD Lewoleba dikonfirmasi media ini (28/6/2024) menyebutkan, Dokter obgyn di RSUD ada dua namun, sejak ada SK tertanggal 27 Juni 2024 tentang pengunduran diri dokter Jimy dari ASN atas permintaan sendiri, mengartikan bahwa dokter Jimy tidak lagi bekerja di RSUD Lewoleba. Lanjut Domi, kita masih punya satu orang dokter Obgyn yakni Ina Tukan.
Domi Malik yang dihubungi melalui telepon seluler menjelaskan , masyarakat diminta untuk tidak kuatir, meski dokter Ina juga bekerja pada RS bukit dan praktek namun, saat ini Pemerintah daerah tengah berupaya mencari pengganti mengisi kekosongan dokter spesialis kandungan untuk RSUD. Selain itu pihak RSUD dan dinas kesehatan juga sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar segera bisa terisi dokter spesialis kandungan pada RSUD Lewoleba.
Untuk saat ini Ujar Domi bahwa, pelayanan tetap di berikan kepada ibu hamil oleh dokter Ina yang juga adalah seorang ASN.
Ketika ditanya terkait rujukan, dari bidan di desa atau puskesmas apakah bisa ke RS swasta, Malik mengatakan, bahwa puskemas dan bidan desa, bisa berikan rujukan ke RS swasta tergantung kompetensi dan infrastruktur pendukung pada RSU tersebut akan tetapi mestinya puskesmas pemerintah merujuk pasien ke rsu pemerintah, sesuai dengan tingkatan RS secara berjenjang.
Lebih Jauh dikatakan Dominikus Malik bahwa RSUD Lewoleba punya berbagai keunggulan melebih dua RS yang lain yang ada di Lewoleba, kenapa masyarakat memilih RS yang lain? Salah di keluarga pasien jika meminta rujukan ke RS swasta yang tidak lengkap.
Ditanya apa pendapat Plh Direktur RSUD soal pasien yang dirujuk ke RS Damian, Domi mengatakan, mungkin pilihan itu di ambil keluarga atau pasien itu sendiri karena, di Damian itu sejuk dan banyak pohon atau juga karena memang keluarga atau pasien ingin lihat suster di RS damian.
Sementara Dokter Yosep Paun belum berikan pernyataan terkait hal ini, karena saat ini tengah berada di luar daerah.
Sama halnya kepala dinas kesehatan Lembata Dokter Geril Huarnoning, hingga berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi terkait minimnya dokter Obgyn di Lembata.
Penjabat Bupati Lembata Paskalis Tapobali pun demikian belum berikan komentarnya terkait RSUD Lewoleba yang hari ini kekurangan dokter spesialis Kandungan.
Sejumlah pihak berharap Pemda segera mencari pengganti dokter Obgyn agar pelayanan tetap prima karena, jika tidak maka tentu akan berdampak pada masyarakat yang hendak mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal.
Bagi masyarakat Dokter Ina seorang diri tentu bisa akan tetap berikan pelayanan namun, akan sangat tidak maksimal, karena tentu ada banyak ibu hamil di Lembata. Satu orang dokter melayani ratusan ibu hamil tentu kasian sekali dokter tersebut. Hal ini diperparah dengan informasi yang menyebutkan tunjangan dokter ASN lebih kecil dan tidak dibayar setiap bulan tapi mengikuti tukin ASN lain. Yang berbeda dengan dokter kontrak yang dibayar tiap bulan dan lebih besar.
Pemerintah mesti punya solusi atasi hal ini secepatnya, jika tidak maka ibu hamil di Lembata bisa kembali ke metode zaman dulu dengan mencari dukun beranak. (sl/red)