Lewoleba,IndonesiaSurya.Com - Kepala dinas pertanian dan tanaman pangan Kabupaten Lembata propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Petrus Kanisius Tuaq mengatakan, bahwa pertanian merupakan pemersatu dan sekaligus sebagai salah satu solusi dalam mendobrak sekat yang membuat peng kotakan di Lembata.
Memberi perhatian terhadap petani merupakan cara memecahkan ego wilayah yang sedang dibangun pihak-pihak tertentu di Lembata ujar Bung Kanis.
kepala dinas inovatif ini mengatakan, membangun pertanian membuka sekat yang membuat peng kotakan di Lembata.food estate lahan kering sangat bagus karena akan menjadi lumbung pangan Lembata. karenanya penghargaan terhadap petani,harus menjadi cara memecah ego wilayah
Kanisius Tuaq, Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Lembata, memiliki beberapa inovasi yang tengah dikembangkan dinas untuk kepentingan masyarakat Lembata. .
Beberapa inovasi itu merupakan panduan dinas dalam menjaga ketahanan pangan dan langkah agar petani Lembata tetap dapatkan perhatian sekaligus pemberdayaan ekonomi kerakyatan sehingga petani Lembata tetap berkembang dalam kemajuan saat ini.
Program Pertama adalah Melati Mekar (Membangun Lahan Tidur Menuju Masyarakat Sejahtera).
Fokus program ini dikhususkan pada tanaman Pangan seperti Jagung (Pola Tusip), Porang, Kacang Tanah, Sorgum dan tanaman Holtikultura seperti T-Cabe (Bawang dan Cabai), Wortel dan Kentang, Alpukat, Hormonisasi Nenas dan Pisang. Sementara Perkebunan akan difokuskan pada tanaman Jambu Mente, Kelapa dan Kopi.
Program ini akan dikerjakan oleh petugas pada bidang TPH, Perkebunan dan PSPP.
Kedua, program Asmarah (Aneka Sayur Mayur di Pekarangan Rumah) dan Two Days No Rice yang dikhususkan pada aneka sayur mayur di pekarangan rumah dan dua hari sekali konsumsi pangan lokal.
Program ini lebih diarahkan untuk menangani permasalahan stunting atau gizi buruk dan inflasi.
Bagian ini akan ditangani oleh petugas dari bidang Ketahanan Pangan
Ketiga, program Bengkel Alsintan Gratis yang dikhususkan pada penyiapan alat sarana prasarana seperti traktor bajak untuk melayani permintaan petani yang ingin membajak lahannya. Program ini bersifat gratis yang dikhususkan bagi para petani.
Yang bertanggung jawab dalam program kegiatan ini adalah bagian PSP.
Keempat, program Mader dan Apung (Mandiri Telur dan Ayam Kampung). Program ini muncul karena melihat begitu besar uang yang keluar dari daerah ini, sekitar kurang lebih Rp. 29 miliar. Uang yang begitu besar keluar dari Lembata hanya karena kebutuhan konsumtif masyarakat Lembata terhadap kebutuhan ayam dan telur.
Dasar itulah yang membuat program inovatif ini hadir. Dengan bersemboyan, Lembata ikon ayam kampung, Lembata no ayam ras, Dinas mau menghadirkan ayam kampung dan telurnya untuk dikonsumsi masyarakat Lembata sekaligus melengkapi gizi bagi anak-anak di masa pertumbuhan.
Hal ini akan ditangani oleh petugas di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Kelima, program IB Babi (Inseminasi Buatan Babi) yang dikhususkan pada pengumpulan dan pemeriksaan semen, pelaksanaan IB dan terakhir mendatangkan hasil.
Hal ini akan dikerjakan oleh petugas bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Keenam, program INKA (Intensifikasi Kawin Alam pada Kambing) yang difokuskan untuk merubah genetik Kambing dari kambing eksisting ke progres.
Disini tugas penyuluh membuntingkan kambing lokal betina produktif di seluruh Lembata dengan kambing unggulan untuk menghasilkan bibit peranakan yang berkualitas ekonomis tinggi.
Kegiatan ini akan dikerjakan oleh petugas dari bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Ketujuh, program Rancangan Bukit HOG (Bukit Babi) yang difokuskan penempatan hewan ternak babi pada sebuah kawasan khusus yang diperuntukkan untuk itu.
Hal ini akan membantu mempermudah pengontrolan dan pengawasan hewan ternak. Selain itu juga, kotorannya bisa dijadikan selain pupuk juga bisa dibuat biogas untuk penerangan.