Indonesiasurya.com, Lembata - Perpustakaan Sahabat Baca Desa Kalikur, Kecamatan Buyasuri, Kabupaten Lembata. ditetapkan sebagai Juara I Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi NTT 2025.
Keberhasilan ini mendapat apresiasi khusus dari Bupati Lembata Petrus Kanisius Tuaq.
Ia menyebut prestasi tersebut sebagai simbol tumbuhnya budaya literasi di tanah Lembata
Terima kasih kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (DKP) Lembata yang telah membimbing Perpustakaan Sahabat Baca hingga mengharumkan nama daerah. Ini bukti bahwa kerja bersama membuahkan hasil luar biasa,” ujar Bupati Kanis Tuaq saat audiensi Kepala Desa Kalikur bersama jajaran DKP, Kamis 28 Agustus 2025 di ruang kerjanya.
Hadir dalam kesempatan itu, Kepala DKP Lembata Anselmus Ola Bahi, Plt. Sekretaris DKP Fransiskus B. Sabaleku, Kabid Layanan dan Pelestarian Bahan Pustaka Marseul Dorong Bokilia, serta pustakawan Ignasio Mariano Riangtobi.
Menurut Bupati, Desa Kalikur harus menjadi contoh bagi desa lain di Lembata. Ia berharap muncul lebih banyak “Kalikur baru” yang berani berinovasi dan berkompetisi di level provinsi hingga nasional.
Sahabat Baca ini harus jadi pilot project. Semua harus naik tangga, bukan hanya Kalikur,” tegasnya.
Bupati juga menggagas ide baru mengubah simpang Hadakewa Ile Ape (HI) dan area Patung Tifaona Wangatoa menjadi lapak baca publik.
Mari kita ciptakan ruang publik yang edukatif. Orang bisa berkumpul, bersantai, tapi tetap akrab dengan buku,” ajaknya sembari menegaskan, “Kemenangan Kalikur harus menjadi momentum. Literasi adalah jalan panjang menuju Lembata yang maju.”
Kepala DKP Lembata Anselmus Ola Bahi mengungkapkan keunggulan utama Desa Kalikur adalah keberanian membuat Peraturan Desa (Perdes) Literasi, yang mewajibkan warganya membaca.
“Kalau tidak baca, ada sanksinya. Itu nilai plus yang membuat Kalikur unggul dibanding perpustakaan lain di NTT,” jelasnya.
Kepala Desa Kalikur M Amin Hasan AB menuturkan bahwa Perpustakaan Sahabat Baca lahir dari keprihatinan warga terhadap minimnya akses bacaan.
“Awalnya kami memanfaatkan ruang kosong di balai desa. Gotong-royong warga dan sumbangan buku membuat ide sederhana itu jadi kenyataan,” ungkapnya.
Kini, perpustakaan memiliki lebih dari 1.300 judul buku dengan 1.500 eksemplar, ditambah satu unit komputer dan layanan internet gratis. Buku dongeng, pelajaran sekolah, literatur pertanian, hingga cerita rakyat setempat menjadi koleksi favorit.
Meski begitu, tantangan tetap ada. Menurut Kepala Desa, arus digitalisasi membuat warga harus belajar literasi media.
“Internet itu luas, tapi kalau tidak hati-hati bisa salah arah. Kami ingin anak-anak tetap cinta buku fisik sambil mengenal layanan digital,” jelasnya.
Menjelang kompetisi tingkat nasional, Desa Kalikur bersama DKP Lembata menyiapkan strategi: mulai dari penataan administrasi, baca bersama, pelatihan pustakawan, hingga simulasi presentasi visi-misi.
“Kami ingin kemenangan nanti menjadi kemenangan seluruh masyarakat Lembata,” tutupnya. (HB)