Lewoleba, Indonesiasurya.com - Entah siapa yang mengambil kebijakan untuk melakukan normalisasi di daerah aliran sungai (DAS) waikomo kelurahan Lewoleba barat kecamatan Nubatukan kabupaten Lembata, pasalnya kegiatan yang mestinya mendapat apresiasi itu terkesan upaya menambang galian c secara ilegal.
Berkembang spekulasi di masyarakat bahwa normalisasi diduga hanyalah kedok dalam upaya menambang galian c tanpa izin. masyarakat meminta pemerintah untuk mengawasi dan tidak tidur atau beralasan tak ada anggaran.
Dapat laporan warga media ini turun lapangan (7/2/2025) di lokasi DAS Waikomo, ada sebuah eksavator yang beroperasi di dalam DAS waikomo tidak membuat jalan air dan menimbun dinding kali yang mengalami abrasi oleh banjir besar namun, eksavator tersebut mengambil pasir, batuan dan diangkut oleh sejumlah mobil dumtruck keluar dari das waikomo entah di timbun di mana.
David Vigis anggota DPRD Lembata, Fraksi Gerindra dihubungi media ini (7/1/2025) melalui sambungan telepon seluler menjelaskan, normalisasi ini penting karena ada sejumlah petak sawah terancam hilang akibat abrasi dinding das waikomo yang tergerus banjir.
Langkah ini menurut Vigis merupakan gerak cepat dirinya berkoordinasi dengan calon wakil bupati Muhamad Nasir karena permintaan warga.
"Saya sudah koordinasi dengan pihak PUPR Lembata namun, saat ini alat berat milik pemerintah sedang berada di Atadei karena disana ada longsor juga dan belum di mobilisasi kembali ke Lewoleba jadi sementara inisiatif pak Nasir calon wakil bupati Lembata mendatangkan eksavator lain untuk mengatasi sementara persoalan yang ada" terang Capt Vigis.
Sementara terkait laporan bahwa ada material galian c (pasir,baru) yang dibawah keluar dari lokasi das waikomo dirinya sudah meminta stafnya untuk turun lapangan mengecek langsung situasi di das waikomo.
Sementara itu, Kar Kaona kepala bidang pengairan dinas PUPR Lembata diminta komentarnya usai meninjau lokasi DAS waikomo (7/1/2025) membenarkan bahwa pelaksanaan normalisasi saat ini karena, Gerak cepat pak Vigis dan pak calon wakil bupati terpilih Muhamad Nasir yang berinisiatif mendatangkan alat berat setelah mendapat pengaduan masyarakat.
"Kemarin siang teman-teman turun lapangan dan mendapatkan keluhan yang sama, soal material yang dibawa keluar dari das dan meskipun kami tidak memiliki kewenangan soal galian c namun, kami lakukan pengawasan agar langkah normalisasi ini didahulukan" ujar Kaona.
Lebih jauh Kar Kaona mengatakan, normalisasi ini penting agar mengatur alur air sehingga jika banjir datang tidak meluap keluar kali dan ini, saat rapat dengan kadis pupr dan komisi DPRD Lembata sudah dibicarakan dan menjadi perhatian kami jelas kaona.
Cristian Rimba Raya kepala dinas Lingkungan Hidup Lembata dikonfirmasi media ini (7/1/2025) menjelaskan bahwa, pihaknya sudah turun lapangan dan selanjutnya bidang lingkungan akan melakukan pengawasan.
"Kemarin pagi kami sudah turun, selanjutnya Pengawas LH yang turun pantau. Saya infokan Pengawas LH dulu. thanks Amo" tulis kepala DLH Rimba Raya.