Indonesiasurya.com,Maumere, - Terhitung Sejak 21 Juli 2025, longsor besar yang menutupi ruas jalan Rohot Aiwuan di Desa Wolokoli, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, hingga hari ini masih belum tertangani.
Sudah dua minggu lebih, tumpukan batu besar dan material longsor tetap menghalangi akses vital warga.
Ironisnya, pemerintah kabupaten Sikka hingga saat ini belum menunjukkan tindakan konkret untuk menangani situasi ini.
Jalan yang biasanya menjadi jalur utama warga untuk beraktivitas kini hanya menyisakan jalur sempit, sulit dilalui bahkan oleh sepeda motor maupun kendaraan roda empat.
Warga terpaksa berjalan kaki atau mengambil jalan memutar yang jauh lebih panjang, sekadar untuk memenuhi kebutuhan harian.
“Sampai sekarang, batu-batu besar masih menutup jalan. Kami sudah sampaikan ke pemerintah kabupaten melalui pemerintah desa, tapi belum ada tindakan. Masa kami harus tunggu berbulan-bulan baru dibersihkan?” ujar Michelson Mo'a Popi, salah satu warga yang setiap hari terpaksa melewati jalur tersebut.
Lebih memprihatinkan lagi, meskipun situasi ini jelas berdampak pada aktivitas dan keselamatan masyarakat, pemerintah terkesan tutup mata. Tidak ada pengerahan alat berat, tidak ada petugas di lapangan, bahkan plang peringatan pun tidak dipasang untuk mengantisipasi risiko kecelakaan.
“Kalau untuk kegiatan seremonial bisa cepat, kenapa untuk penanganan bencana begini malah lambat sekali? Padahal ini soal keselamatan warga,” Ungkap Michelson Mo'a Popi dengan nada kecewa.
Foto dan video yang diabadikan warga di lokasi memperlihatkan kondisi jalan yang masih penuh dengan bongkahan batu besar, tanah longsor, dan puing-puing, seolah dibiarkan begitu saja tanpa penanganan apa pun.
Di era keterbukaan informasi seperti sekarang, penundaan penanganan bencana lokal seperti ini justru mencoreng citra pemerintah desa di mata masyarakat.
Warga kini mendesak agar pemerintah desa segera mengambil langkah serius, berkoordinasi dengan pihak kecamatan serta kabupaten untuk menangani longsor tersebut.
“Jangan tunggu sampai ada korban baru semua sibuk bergerak. Ini jalan umum, jalur utama, bukan jalan pribadi. Kami sangat kecewa dengan sikap diam pemerintah desa,” pungkas Michelson Mo'a Popi, mewakili keresahan warga Desa Wolokoli.