Program Makan Bergizi (MBG) sejatinya merupakan langkah positif pemerintah untuk meningkatkan asupan gizi siswa di sekolah, terutama bagi anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah. Namun, insiden keracunan massal yang terjadi baru-baru ini menunjukkan adanya kelemahan serius dalam pelaksanaan mulai dari pengawasan penyedia makanan hingga standar keamanan pangan yang tidak konsisten.
Kejadian ini sangat disayangkan karena justru membahayakan kelompok yang seharusnya dilindungi. Anak-anak menjadi korban dari kelalaian yang seharusnya dapat dicegah bila pengawasan dilakukan dengan ketat. Selain itu, peristiwa ini dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap program sosial pemerintah dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua.
Untuk mencegah hal serupa, pemerintah perlu melakukan evaluasi menyeluruh: memperketat sertifikasi dan audit penyedia makanan, memastikan distribusi berlangsung higienis, serta melibatkan pihak sekolah dan masyarakat dalam pengawasan. Transparansi dalam penanganan kasus ini juga penting agar publik kembali percaya.
Dengan perbaikan sistem dan tanggung jawab yang jelas, program MBG tetap bisa menjadi upaya baik yang bermanfaat bagi generasi muda bukan justru menimbulkan risiko bagi kesehatan mereka