Indonesiasurya.com, Nagawutung - SMAN 1 Nagawutung Lembata Provinsi NTT menapaki satu langkah strategis dalam perjalanan menuju peningkatan mutu pendidikan dengan menyelenggarakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Gelombang I Tahun 2025.
Kegiatan berlangsung selama dua hari, 4–5 Agustus 2025, berpusat di Ruang Laboratorium Komputer sekolah.
Sebagai bentuk komitmen sekolah dalam memajukan kualitas pendidikan di daerah, pelaksanaan ANBK dilakukan secara semi online dan terbagi dalam tiga sesi harian. Sesi pertama berlangsung pukul 07.30–09.40 WITA, sesi kedua pukul 10.40–12.50 WITA, dan sesi ketiga pukul 14.20–16.30 WITA. Total peserta ANBK berjumlah 50 siswa, terbagi dalam tiga sesi, dengan masing-masing sesi terdiri atas 15 peserta utama dan 5 peserta cadangan.
Pengawasan kegiatan ini dilakukan oleh pengawas internal sekolah, Yohanes Paulus Pito Koban, S. Fil., dengan dukungan teknis dari Erman Purab selaku proktor dan Yustinus M. Ujan, S. Kom., sebagai teknisi. Pada hari pertama, peserta mengikuti ujian Literasi dan Survei Karakter, sementara hari kedua difokuskan pada Numerasi dan Survei Lingkungan Belajar.
Kepala SMAN 1 Nagawutung, Patrisius Beyeng, S. Pd., menegaskan bahwa ANBK bukan hanya sekadar program pengujian semata, melainkan sebuah alat ukur untuk membaca kualitas proses pendidikan secara menyeluruh.
“Asesmen Nasional ini merupakan langkah nyata untuk mengenali kekuatan dan kelemahan sistem pembelajaran di sekolah. Dari data inilah kita akan merancang strategi peningkatan mutu yang lebih kontekstual dan berdampak langsung bagi siswa,” ungkapnya.
Pantauan media ini menunjukkan bahwa pelaksanaan hari pertama berjalan lancar, tertib, dan tanpa kendala berarti. Para peserta tampil serius dan penuh konsentrasi dalam menjawab soal-soal asesmen, mencerminkan semangat belajar dan komitmen untuk memberikan yang terbaik.
Testimoni Siswa: Belajar dari Pengalaman ANBK
Maria Gelu Wuwur, salah satu peserta sesi pertama, mengungkapkan bahwa pengalaman mengikuti ANBK sangat berbeda dibanding ujian biasa. “Saya merasa tertantang dengan bentuk soalnya, terutama bagian numerasi. Tapi saya juga belajar untuk lebih fokus dan berpikir logis. Ini pengalaman yang membuka wawasan saya,” tutur Maria dengan antusias.
Senada dengan Maria, Aloisima Peni Lajar, yang mengikuti sesi kedua, menekankan pentingnya asesmen ini untuk membentuk sikap reflektif. “Melalui survei karakter, saya jadi lebih mengenal diri saya dan lingkungan sekolah. Saya sadar bahwa belajar bukan hanya soal nilai, tetapi juga soal sikap dan tanggung jawab.”
Suara dari Proktor dan Teknisi: Komitmen di Balik Layar
Erman Purab, yang bertugas sebagai proktor selama dua hari pelaksanaan, menyampaikan bahwa keterlibatan semua pihak menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini. “Kami di bagian teknis terus berkoordinasi sejak simulasi hingga pelaksanaan hari H. Dukungan dari guru dan kesiapan siswa sangat membantu menjaga kelancaran,” ujarnya.
Sementara itu, Yustinus M. Ujan, S. Kom., sebagai teknisi, menyampaikan bahwa meskipun kondisi jaringan di wilayah ini kadang tidak stabil, sistem semi online dapat diandalkan. “Kami pastikan perangkat dan koneksi lokal aman. Tidak ada kendala berarti, dan semua sesi berjalan sesuai jadwal. Ini menunjukkan bahwa dengan persiapan matang, sekolah di daerah pun bisa melaksanakan asesmen nasional dengan standar tinggi.”
Penutup: Pendidikan Bermutu dari Ujung Timur
Keberhasilan pelaksanaan ANBK ini membuktikan bahwa sekolah-sekolah di daerah seperti Nagawutung pun mampu menyelenggarakan pendidikan bermutu dengan standar nasional. Dengan dukungan seluruh elemen sekolah dan partisipasi aktif siswa, SMAN 1 Nagawutung terus menapaki jalan transformasi menuju sekolah yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga kuat dalam karakter dan lingkungan belajar.
Asesmen ini adalah awal, bukan akhir. Ia menjadi cermin dan arah—bahwa pendidikan bermutu di pelosok Nusantara bukan sekadar wacana, melainkan kenyataan yang sedang dibangun bersama dari ruang-ruang kelas Nagawutung, untuk masa depan yang lebih cerah. (Humas SMANSA Naga)