Indonesiasurya.com - Perjuangan sejumlah wilayah di Nusantara untuk menjadi daerah otonomi terus bergema dan kini sejumlah aspirasi dari penjuru Indonesia telah sampai ke Forum komunikasi Nasional simpul yang lahirkan Daerah otonomi baru.
Gelombang aspirasi pemekaran wilayah di Indonesia mendapat perhatian serius
Sebanyak 33 berkas Calon Daerah Otonomi Baru (CDOB) dari berbagai penjuru tanah air kini sudah sampai di meja Forum Komunikasi Nasional (Forkonas), organisasi yang menjadi simpul perjuangan lahirnya DOB di seluruh Indonesia.
Masuknya sejumlah wilayah di NTT dalam daftar ini mempertegas bahwa aspirasi pemekaran NTT masih terus menguat,
Fenomena pemekaran wilayah ini bukan sekadar daftar nama. Ia merepresentasikan harapan baru bagi masyarakat di daerah-daerah yang merasa perlu perhatian lebih dari negara.
Dari Papua, tercatat sembilan nama CDOB yang ikut serta, antara lain Lembah Roufair, Teluk Ronari, Admi Korbai, hingga Demta Yapsi Kaureh.
Dari Sumatera, muncul Provinsi Tapanuli, Aceh Raya, hingga Kota Meulaboh yang menguatkan tekad pemekaran.
Di Kalimantan, aspirasi lahirnya Kutai Tengah, Kutai Utara, dan Benua Raya menunjukkan geliat masyarakat untuk memperoleh ruang pembangunan lebih adil.
Sementara dari Banten, tercatat tiga CDOB yakni Tangerang Tengah, Cilangkahan, dan Cibaliung yang semuanya menyodorkan berkas resmi.
Forkonas membuka ruang bagi seluruh calon DOB untuk mengirimkan dokumen baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy.
Berkas fisik dapat disampaikan langsung ke Sekretariat Forkonas PP DOB Seluruh Indonesia di Jl. Pengadegan Timur Raya No.25, Jakarta Selatan. Sedangkan dokumen digital bisa dikirim melalui alamat email resmi forkonasppdob@gmail.com.
Masuknya 33 berkas ini menjadi babak baru perjalanan panjang perjuangan DOB di tanah air. Aspirasi pemekaran tidak hanya berbicara tentang batas administratif, tetapi juga tentang upaya mendekatkan pelayanan, mempercepat pembangunan, dan membuka akses keadilan bagi masyarakat di daerah yang selama ini masih jauh dari pusat perhatian.
Dengan demikian, daftar yang kini berada di tangan Forkonas bukan sekadar tumpukan dokumen, melainkan peta harapan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang menunggu jawaban negara.*