Nagawutung, IndonesiaSurya.com – Kejaksaan Negeri Lewoleba-Lembata menggelar sosialisasi di SMAN 1 Nagawutung dengan tema “Dampak Teknologi Informasi terhadap Perilaku Generasi Muda”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para siswa tentang aspek hukum yang terkait dengan penggunaan teknologi di era digital.
Acara ini dihadiri oleh beberapa narasumber dari pihak kejaksaan, antara lain Muhamad Rizal Hidayah, Trichayono, dan Ichal Bagus. Kegiatan ini juga didampingi oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Nagawutung, Patrisius Beyeng, S.Pd., serta para siswa kelas X dan XI.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SMAN 1 Nagawutung, Patrisius Beyeng, S.Pd., menyampaikan apresiasi kepada pihak Kejaksaan Negeri Lewoleba-Lembata yang telah berkenan berbagi ilmu dengan para siswa. Ia menekankan pentingnya kesadaran hukum di kalangan generasi muda agar mereka dapat menggunakan teknologi dengan bijak serta menghindari tindakan yang melanggar hukum. "Sebagai generasi penerus bangsa, kalian harus memahami aturan yang berlaku, menghindari berbagai pelanggaran, serta memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat," ujarnya. Beliau juga mengajak para siswa untuk menyimak dengan baik materi yang disampaikan serta memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembukaan acara, Muhamad Rizal Hidayah menegaskan bahwa hukum adalah serangkaian aturan yang mengikat setiap warga negara. Ia menjelaskan bahwa berbagai pelanggaran hukum, seperti kekerasan terhadap anak dan penyalahgunaan teknologi, harus ditangani dengan serius. Salah satu kejahatan yang marak terjadi di kalangan remaja adalah cybercrime atau kejahatan siber, yang meliputi perundungan daring (cyberbullying), penyebaran informasi palsu, serta pencurian data pribadi.
Trichayono menyoroti permasalahan kekerasan terhadap anak yang semakin meningkat akibat kurangnya pengawasan dalam penggunaan media sosial. Ia menjelaskan bahwa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan seksual, serta penelantaran anak memiliki dampak buruk terhadap perkembangan psikologis dan sosial mereka. Oleh karena itu, peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting dalam melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan.
Ichal Bagus turut menambahkan bahwa teknologi informasi memiliki dua sisi: di satu sisi dapat memberikan manfaat besar dalam hal akses informasi dan komunikasi, namun di sisi lain juga menimbulkan ancaman serius jika tidak digunakan dengan bijak. Salah satu contoh nyata adalah meningkatnya kasus cyberbullying di kalangan remaja, yang dapat berdampak pada kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan bimbingan dan pengawasan dalam penggunaan teknologi.
Dalam sosialisasi ini, juga disampaikan pentingnya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Undang-undang ini menegaskan bahwa negara, pemerintah daerah, masyarakat, serta orang tua memiliki tanggung jawab dalam melindungi anak dari segala bentuk kekerasan, penganiayaan, penelantaran, dan diskriminasi. Para siswa juga diingatkan bahwa jika menemukan atau mengalami pelanggaran tersebut, mereka harus segera melaporkannya kepada guru, orang tua, atau pihak berwenang.
Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab antara siswa dan narasumber. Para siswa tampak antusias dalam menyampaikan pertanyaan serta berbagi pengalaman terkait penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa dapat lebih memahami pentingnya kesadaran hukum dalam memanfaatkan teknologi informasi secara bijak. Dengan mengenali hukum sejak dini, diharapkan generasi muda dapat menjauhi berbagai pelanggaran yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. (Humas SMAN 1 Nagawutung)