IndonesiaSurya.com, Nagawutung - Lembata, – Suasana sore di Desa Wuakerong, Kamis (18/9), dipenuhi semangat kebersamaan ketika ratusan siswa SMAN 1 Nagawutung memulai Jalan Santai dalam rangka pembukaan Bulan Bahasa 2025.
Dengan tema “Merdeka Berbahasa, Berkarya untuk Bangsa”, kegiatan ini menjadi simbol perayaan bahasa sebagai perekat persatuan sekaligus sarana pengembangan kreativitas generasi muda.
Orasi Jalan Santai: Bahasa sebagai Jiwa Bangsa
Kegiatan dimulai di halaman Kantor Desa Wuakerong dengan sambutan penuh semangat dari Kepala SMAN 1 Nagawutung.
Dalam sambutan pembukanya, ia menegaskan pentingnya merayakan Bulan Bahasa
dengan sukacita:
“Selamat sore, warga SMAN 1 Nagawutung! Hari ini kita melangkah bersama dalam semangat persatuan. Mari kita buktikan: kita generasi muda yang merdeka berbahasa, dan
siap berkarya untuk bangsa!”
Sepanjang perjalanan menuju sekolah,
semarak orasi dan slogan bergema, membakar semangat peserta:
“Hidup Bahasa Indonesia!” →Hidup!
“Hidup Bahasa Daerah!” → Hidup!
“Merdeka Berbahasa!” → Berkarya untuk Bangsa!
Sorak-sorai tersebut tidak hanya menciptakan suasana meriah, tetapi juga menegaskan bahwa bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa persatuan adalah warisan yang harus dijaga. Menjelang garis finis di gerbang sekolah, orasi kembali menekankan simbol perjalanan bersama dalam merawat bahasa, budaya, dan persatuan.
Di halaman sekolah, rangkaian orasi
ditutup dengan pekikan bersama:
“Merdeka Berbahasa!” → “Berkarya untuk Bangsa!”
“SMAN 1 Nagawutung!” → “Jaya, Jaya, Jaya!”
Rangkaian Pembukaan Bulan Bahasa 2025
Usai jalan santai, acara dilanjutkan
dengan pembukaan resmi Bulan Bahasa 2025 di halaman sekolah. Prosesi dimulai
dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa pembukaan, serta laporan dari Ketua
Panitia, Thomas K. Swalar, S.Pd., M.Pd., yang menekankan tujuan kegiatan:
menumbuhkan kecintaan berbahasa dan mengembangkan kreativitas siswa melalui
lomba-lomba yang akan berlangsung hingga akhir bulan.
Sambutan demi sambutan dari para
tamu undangan semakin memperkuat makna kegiatan ini. Camat Nagawutung yang
diwakili Benediktus Hurint, Kapolsek Nagawutung yang diwakili Kanit Binmas
Albert Redo, hingga akhirnya Koordinator Pengawas Dikmensus Kabupaten Lembata, Yohanes Mamun, S.Pd., M.Pd., memberikan pesan yang sarat makna.
Dalam sambutannya, Yohanes Mamun
menegaskan pentingnya Bulan Bahasa sebagai bentuk penghormatan terhadap Sumpah
Pemuda 1928, sekaligus momentum refleksi bagi generasi muda:
“Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, kita
dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat untuk membuka rangkaian kegiatan Bulan Bahasa Tahun 2025.
Setiap Oktober, kita memperingati Bulan Bahasa dan Sastra sebagai wujud penghormatan terhadap Sumpah Pemuda 1928, yang salah satu poinnya mengikrarkan ‘Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.’ Bahasa bukan sekadar alat komunikasi; ia adalah identitas, cerminan budaya, dan jendela peradaban suatu bangsa.
Lebih jauh, ia mengajak siswa untuk
menjadikan Bulan Bahasa bukan sekadar acara seremonial, tetapi momen nyata dalam berkarya.
“Mari kita buktikan bahwa generasi muda SMAN 1 Nagawutung adalah generasi yang kreatif, kritis, dan berani bersuara melalui karya. Tulis puisi, ciptakan cerita pendek,
bacakan naskah drama, atau bentuk karya sastra lainnya yang bisa menyentuh
hati. Jadikanlah bahasa sebagai jembatan untuk menyampaikan gagasan,
mengekspresikan emosi, dan menginspirasi sesama.”
Tak hanya itu, Yohanes Mamun juga
memperkenalkan program unggulan Gerakan Semesta Membaca dan Menulis (Genta
Belis) dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.
“Genta Belis hadir untuk menjawab tantangan rendahnya minat baca dan tulis di kalangan
pelajar. Membaca membuka wawasan, sementara menulis mengasah nalar dan
kemampuan kita dalam menyampaikan pikiran secara sistematis. Karena itu, saya
mengajak seluruh warga SMAN 1 Nagawutung untuk berkomitmen penuh menyukseskan
Genta Belis. Jadikan membaca sebagai kebiasaan, bukan beban. Mulailah dari
hal-hal kecil, seperti membaca buku di perpustakaan, menulis jurnal pribadi,
atau esai pendek. Setiap tulisan adalah jejak pemikiran yang berharga.”
Di akhir sambutannya, ia dengan
resmi membuka Bulan Bahasa 2025 di SMAN 1 Nagawutung dengan penuh optimisme
agar lahir generasi penulis dan pembaca yang andal di masa depan.
Bahasa Menyatukan, Bahasa Menginspirasi
Puncak acara ditandai dengan pemukulan
gong disertai pelepasan balon ke udara, disambut tepuk tangan meriah seluruh peserta. Sebagai penampilan perdana, siswa membacakan puisi yang menggugah, menutup acara dengan nuansa sastra yang kental.
Dengan demikian, pesan yang bergema
sepanjang hari itu jelas: bahasa adalah jiwa bangsa, bahasa adalah identitas, dan bahasa adalah kekuatan untuk berkarya bagi masa depan Indonesia. (Hans/Humas SMANSA Naga)