Lewoleba,Indonesiasurya.com - Pemuda atakore kecamatan Atadei kabupaten Lembata mendesak agar pelaksanaan rencana pengeboran panas bumi dihentikan, hal ini tertuang dalam salah satu spanduk dengan tulisan, Stop Kegiatan PLTP, Stop Tipu-tipu, stop janji janji palsu, Stop Propaganda.
Forum Komunikasi Pemuda Atakore (FKPA) Gelar Spanduk Tuntut PLN Datangkan sejumlah ahli yang sejak awal sosialisasi dihadapan hadir.
Forum ini menilai, pihak PLN mengabaikan tahapan sosialisasi Geologi, Geofisika, Geokimia dan Kebencanaan yang menjadi pertanyaan masyarakat Atakore saat sosialisasi bersama ahli dan praktisi geothermal.
Selain itu, pihak PLN juga belum menindaklanjuti kesepakatan forum seminar adat Ahar Tu yang mengharuskan komunitas budaya Ahar Tu dengan seluruh pemangku adat untuk berembuk kemudian memutuskan proyek geothernal itu selaras dengan kehendak Leluhur.
Andreas B. Lejab, Ketua Forum Komunikasi Pemuda Atakore (FKPA) kepada pers, Rabu (11/9/2024) mengatakan, aksi tersebut dipicu langkah pihak PLN bersama BPN dan Dinas Pertanahan Kabupaten Lembata melanjutkan tahapan pengembangan PLTP Atadei dengan mengidentifikasi Kepemilikan Lahan dan Inventarisasi tegakan di Lokasi.
"Perintah penjabat bupati: Desa mendatakan, jika belum ada sertifikat, ada lahan belum disertifikasi, diserahkan ke desa dan penjabat Bupati. yang terjadi PLN sendiri turun dan mendata. Kemudian ada rekomendasi dalam seminar budaya bahwa Pemangku masyarakat adat Ahar Tu, duduk untuk membicarakan bersama.
"Kami juga berpijak pada permintaan Penjabat Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapobali bahwa PLN harus menyediakan ruang dan waktu kepada ahli Geologi, Geofisika, Geokimia dan Kebencanaan, agar warga dapat menerima atau menolak PLTP Atadei ini dengan sadar.
Tentang rembuk tokoh budaya Ahar Tu, memang saat ini pemangku adat suku Puhun masih ada di Alor. Kami tidak ada informasi rembuk tokoh adat, kami kaget sudah ada kegiatan identifikasi Kepemilikan Lahan dan Inventarisasi tegakan," ujar Andreas Lejab.
Protes warga ditandai dengan memancang spanduk di dua titik di dalam desa Atakore, salah satu Calon lokasi PLTP. Menurut Forum, pemancangan spanduk itu atas ijin Pemerintah Desa dan BPBD setempat.
Spanduk itu bertuliskan "Warga Atakore Tercinta, Tentukan Pilihan mu" Atakore yang indah dan nyaman sekarang dan selamanya atau? Atakore dibangun di atas puing-puing kerusakan dan ketidaknyamanan di tempat lain saat ini atau diwaktu mendatang.
Ada pula spanduk bertulisan Stop Kegiatan PLTP, Stop Tipu-tipu, stop janji janji palsu, Stop Propaganda.
Aksi warga didahului diskusi bersama Kepala desa dan BPD.
"Kepala desa bilang, karena ia berada dalam struktur pemerintahan, pihaknya mengikuti arahan ketua Pokja, padahal Penjabat Bupati perintahkan lain," ujar Andreas.