Lembata,Indonesiasurya.com - Kabupaten Lembata kembali menjadi tuan rumah kegiatan nasional di bidang pendidikan melalui pelaksanaan Temu Pendidikan Nusantara (TPN) XII Daerah Lembata 2025, yang berlangsung di Aula Susteran St. Don Bosco Lewoleba pada Sabtu (14/6).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Lembata atas mandat dari Yayasan Guru Belajar (YGB), dan menjadi ruang refleksi sekaligus aksi nyata dalam memajukan pendidikan yang adaptif terhadap tantangan zaman.
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk talk show ini resmi dibuka oleh Bupati Lembata, Petrus Kanisius Tuaq, dan turut dihadiri oleh Ketua Komisi III DPRD Lembata, Abdurrahman Mohammad, Ketua IGI Lembata, Feldin Rano Kelen, beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tokoh pendidikan, serta para guru yang mendaftar dari jenjang pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/MA yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Lembata.
Dalam sambutannya, Bupati Kanisius Tuaq menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada Kabupaten Lembata sebagai penyelenggara TPN XII oleh Yayasan Guru Belajar.
Ia menegaskan bahwa momentum ini harus dimanfaatkan untuk mendorong transformasi pendidikan yang lebih kontekstual dan berkelanjutan.
“Tema yang diangkat, Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim, sangat relevan dengan kondisi global saat ini. Kita tidak bisa bicara pendidikan hari ini tanpa menempatkan isu lingkungan sebagai bagian integral dalam proses belajar,” tegas Bupati.
Dikatakan Bupati, anak-anak sudah saatnya diajarkan ekologi berkelanjutan. Kita perlu menanamkan kepada mereka bagaimana menjaga dan merawat bumi dengan tetap menjaga alam dan lingkungan sekitar.
"Untuk Kabupaten Lembata, kita punya program prioritas ekologi berkelanjutan, yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan berkelanjutan," ungkap Bupati Lembata.
Bupati berharap, sebagai salah satu agen perubahan, guru-guru harus tampil menjawabi tantangan krisis iklim melalui ruang kelas. "Kiranya kegiatan hari ini menjadi momentum konsolidasi, sinergi dan kolaborasi antar pihak terkait lainnya dalam membangun pendidikan masa depan yang semakin kontekstual," pungkas Bupati Tuaq.
Diketahui, talk show kali ini menghadirkan narasumber utama, yakni Plt. Sekretaris Dinas Pendidikan, Silvester Yaved, Ketua Komisi III DPRD Lembata, Abdurrahman Mohammad serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata, Jamaludin Malik, yang masing-masing menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, legislatif, dan lembaga agama dalam membangun iklim pendidikan yang sehat dan produktif.
Ketua Komisi III DPRD Lembata dalam sesi pemaparannya menekankan pentingnya alokasi anggaran pendidikan yang tidak hanya memadai secara nominal, tetapi juga tepat sasaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sementara, Kepala Kemenag Lembata mendorong integrasi nilai-nilai agama dan kepedulian terhadap lingkungan dalam kurikulum pendidikan formal maupun non formal.
Adapun Ketua IGI Lembata, Feldin Kelen menyoroti pentingnya pendidikan iklim dalam mengedukasi serta membantu aktivitas para nelayan, petani dan peternak sehingga mereka muda beradaptasi dengan perubahan iklim yang terjadi.
Ia juga menekankan pentingnya iklim pendidikan di sekolah yang kondusif, dimana suasana belajarnya harus inklusif. "Kualitas pengajaran, kebijakan pendidikan adalah aspek yang memainkan peran penting dalam menciptakan generasi yang sadar akan pentingnya keberlanjutan dan tanggung jawab terhadap lingkungan," ujar Ketua IGI Lembata Feldin Kelen.
Para peserta, yang merupakan guru-guru dari berbagai latar belakang dan wilayah, menyambut antusias kegiatan ini. Mereka terlibat aktif dalam sesi tanya jawab, berbagi pengalaman lapangan, serta menyampaikan aspirasi terkait tantangan yang dihadapi dalam mengintegrasikan isu perubahan iklim dalam proses pembelajaran di sekolah masing-masing.
Kegiatan Temu Pendidikan Nusantara XII ini selain diisi dengan pemaparan materi dari narasumber, acara ini juga diselingi dengan penampilan atraktif dari anak-anak sekolah dasar yang membawakan puisi dan tarian hedung, pameran karya murid dan guru, serta penyerahan bantuan beasiswa dari IGI kepada 2 pelajar dari SDN Namaweka dan SDN Uruor, masing-masing atas nama Fransiskus Misael Beda dan Paulus Koli Pegan.
Acara kemudian diakhiri dengan kesepakatan bersama untuk membentuk jejaring guru peduli iklim di Kabupaten Lembata yang akan menjadi bagian dari gerakan nasional.
Diharapkan, melalui kolaborasi antar sektor dan dukungan pemerintah daerah, pendidikan di Lembata mampu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga sadar lingkungan dan bertanggung jawab terhadap masa depan bumi. (Prokompimkablembata)