Ungkap Realita Sosial

Logo Banggainesia
Local Edition | | Todays News


Hadok tinju tradisional, cara bersyukur ala orang Atadei Lembata NTT

Mengucapkan terimakasih pada alam dengan man henadokei (tinju tradisional) sesuai tradisi yang diwariskan nenek moyang orang Atadei.

IndonesiaSurya
Selasa, 15 Oktober 2024 | 12:06:06 WIB
Hadok

Lewoleba, Indonesiasurya.com - Cara mengungkapkan rasa syukur setiap daerah memiliki ciri khas baik dalam seremonial adat maupun dalam pelaksanaan demikian pun cara orang Atadei kabupaten Lembata propinsi Nusa tenggara timur (NTT) merayakan masa panen pada kebun. 

Baca juga ; https://indonesiasurya.com/umbu-wulang-ketua-walhi-ntt-terkait-rencana-proyek-pltp-atadei-pln-cenderung-kejar-tayang-dan-abaikan-aspirasi-masyarakat

Mengucapkan terimakasih pada alam dengan man henadokei (tinju tradisional) sesuai tradisi yang diwariskan nenek moyang orang Atadei.

Hadok diselenggarakan dekat kebun tempat dilaksanakannya “bako medehe” dengan mempertimbangkan lokasi paling kurang agak rata. Tempat yang telah disiapkan itu sendiri disebut  “Weho” yang berarti arena pertarungan.

Hadok dimulai  dengan berdirinya 2 orang di tengah weho (arena pertarungan) yang bertugas sebagai wasit untuk mengatur waktu setiap    ronde  biasanya 4 ronde dengan waktu istirahat  kurang lebih 2 menit. 

Dua orang ditengah itu juga bertugas  mengawasi jalannya pertarungan jangan sampai terjadi penyimpangan, menentukan pemenang dan meleraikan situasi bila terjadi kericuhan antar pendukung.  

Dalam Hadok bagian tubuh yang bisa dipukul adalah bagian perut ke atas dan bagian yang paling dicari adalah bagian muka lawan. Semakin banyak bagian muka dipukul lawan berarti semakin rendah tingkat ketangkasan atau kehebatan sseorang dimata lawannya. 

Baca juga ; https://indonesiasurya.com/ra-penjual-kosmetik-di-lembata-ditahan-kejaksaan-dan-terancam-12-tahun-penjara

Disetiap kubu disponsori 1 orang promotor dan  pendukungnya. Hadok biasanya dimulai dari anak-anak diikuti anak muda dan orang orang tua. Pasangan akan bertarung tidak diumumkan atau tidak dipasang melainkan para hadok akan mencari pasangannya sendiri saat acara dimulai. Disaat semua sudah siap  peserta yang mau berhadok akan berlari melintasi arena menemui kelompok lawan dan mencari seorang yang ia yakini pas untuk dilawan  lalu menggosok gosok bahu lawannya tersebut yang disebut “dohu”. 

Dalam proses mencari lawan (dohu) tindakan menggosok gosok bahu lawan akan dilakukan sebanyak 3 kali.  Bila lawannya setuju ia akan menganggukkan kepala dan bila menolak lawan akan menggelengkan kepala. 

Disaat sedang dohu para pendukung mulai menyanyikan lagu dengan syair “  Elebua o o o o  ….karabau raga raga ruhan bogor,   bogor tiwang o o o o……   No tenubuk lewoleba…. nae napanganu lewo, lewotolok o  o  o o o……… Disaat syair lagu berakhir  kedua peserta berlari ke tengah arena pertandingan dan berdiri saling berhadapan.

Wasit yang memimpin pertandingan  akan mengatakan “hadok” bertanda pertarungan dimulai.  Saat itulah  serang menyerang dan adu pukulan pun terjadi. Saat keduanya sedang beradu kekuatan  para pendukung baik laki-laki maupun perempuan akan berteriak sambil memberi dukungan pada petinjunya masing-masing  dengan menyayikan lagu yang syairnya “  Elebua o o o o  ….karabau raga raga ruhan bogor,   bogor tiwang o o o o……   No tenubuk lewoleba…. nae napanganu lewo, lewotolok o  o  o o o……… lagu ini terus dinyanyikan hinggga pertandingan 4 ronde berakhir.  

Baca juga ; https://indonesiasurya.com/seram-dan-menakutkan-kisah-linus-wejak-mantan-pegawai-kantor-camat-atadei-tentang-pengeboran-air-tanah-di-bauraja

Wasit akan menyatakan menang kepada orang yang sering memukul lawan dibagian mukanya, menjatuhkan lawan ke tanah, atau lebih banyak memukul lawannya. Wasit akan menghentikan pertarungan dan menyatakan seorang menang  apabila menjatuhkan lawan ke tanah dan tidak mampu melanjutkan pertarungan, kondisi lawan tidak mengijinkan (sempoyongan), atau lawannya menyerah dengan berlari kembali ke kelompok pendukungnya

Hadok  itu sendiri merupakan ajang  pertarungan gengsi antar keluarga,  kelompok, bahkan antar desa.  Jika ada anggota kelompok yang dikalahkan dalam sebuah pertarungan anggota keluarganya akan berusaha mengalahkan pasangan keluarga atau kelompok yang lain  pada pertarungan hadok musim panen berikutnya.


Bagikan

KOMENTAR (0)

Alamat Email anda tidak akan ditampilkan. Wajib diisi untuk kolom *

Berita Terkini

Potret Ironi Desa Penfui Timur – Ramai Mahasiswa, Jalan Masih Berdebu

Penulis ; Christian Stenly Neno Letuna Mahasiswa Universitas Widya Katolik Mandira Kupang,

| Senin, 27 Oktober 2025
Antara Kopi, Tugas, dan Kecemasan: Potret Kehidupan Mahasiswa Zaman Now

Penulis ; Rena Panggabean Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNWIRA Kupang

| Minggu, 26 Oktober 2025
Gerakan literasi sekolah yang menyoroti kurangnya dampak signifikan Di Kota Kupang

Penulis ; Yohanes Alfador Repi. Semester 5 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Program Studi Ilmu komunikasi, Mahasi

| Minggu, 26 Oktober 2025
Ketika Dunia Digital Menggoda dan Nilai Mulai Tergadaikan

Penulis ; Valencia Rose Virginia Meko Mahasiswa fakultas ilmu komunikasi UNWIRA Kupang (43123020)

| Minggu, 26 Oktober 2025
Moke Dan Generasi Muda

Oleh: Quintus Febryono Ganggas Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNWIRA Kupang

| Minggu, 26 Oktober 2025
Guru SMA/SMK Lembata Nyalakan Semangat Pembelajaran Bermakna Lewat Pelatihan Pembelajaran Mendalam

Pembelajaran mendalam dimulai dari guru yang berani belajar ulang, berani bertanya, dan berani keluar dari zona nyaman

| Minggu, 26 Oktober 2025
Indeks Berita

Poling

Silakan memberi tanggapan anda ! Siapa calon bupati dan calon wakil bupati yang kalian anggap layak pimpin lembata 2024-2029?

TERKONEKSI BERSAMA KAMI
Copyright © 2025 Indonesia Surya
Allright Reserved
CONTACT US Lembata
Lembata, Nusa Tenggara Timur
Telp: +6281334640390
INDONESIA SURYA
Viewers Now: 7