Ungkap Realita Sosial

Logo Banggainesia
Local Edition | | Todays News


PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN MENTAL BAGI KEHIDUPAN

Penulis : maya marsita pellondou Mahasiswa ilmu komunikasi

IndonesiaSurya
Minggu, 26 Oktober 2025 | 01:37:31 WIB
Ilustrasi

Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan seperti sekarang ini, kesehatan mental menjadi salah satu aspek penting yang sering kali diabaikan. 

Banyak orang berfokus pada kesehatan fisik—berolahraga, menjaga pola makan, atau melakukan pemeriksaan rutin—namun lupa bahwa kesehatan mental memiliki pengaruh yang sama besarnya terhadap kualitas hidup. 

Kesehatan mental yang baik merupakan fondasi utama bagi keseimbangan emosi, produktivitas, serta kemampuan seseorang untuk menikmati hidup dan berinteraksi secara positif dengan lingkungan sekitarnya.

Kesehatan mental tidak sekadar berarti tidak adanya gangguan jiwa. Lebih dari itu, kesehatan mental mencakup kondisi ketika seseorang mampu mengenali potensi dirinya, mengatasi tekanan hidup dengan wajar, bekerja secara produktif, serta berkontribusi positif bagi komunitasnya. 

Dalam pengertian ini, kesehatan mental merupakan keseimbangan antara pikiran, emosi, dan perilaku. Ketika keseimbangan ini terganggu, seseorang dapat mengalami stres berlebihan, kecemasan, depresi, atau bahkan kehilangan motivasi untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Kesehatan Mental dan Kualitas Hidup

Kualitas hidup seseorang sangat erat kaitannya dengan kondisi mentalnya. Seseorang yang sehat secara mental akan mampu melihat kehidupan dengan perspektif yang lebih positif, menghadapi masalah dengan cara yang rasional, serta menjaga hubungan sosial yang harmonis. Sebaliknya, gangguan mental dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara optimal, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.

Misalnya, seseorang yang mengalami stres berkepanjangan cenderung mengalami penurunan konsentrasi, gangguan tidur, serta kesulitan mengambil keputusan. Hal ini tentu akan berdampak pada performa kerja dan hubungan sosialnya. Tidak jarang, stres yang tidak dikelola dengan baik bisa berkembang menjadi depresi atau gangguan kecemasan. 

Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh lingkungan di sekitarnya—keluarga, teman, dan bahkan masyarakat luas.

Tekanan Kehidupan Modern

Kehidupan modern membawa banyak kemudahan, namun juga menimbulkan tantangan baru bagi kesehatan mental. Tekanan ekonomi, tuntutan pekerjaan, persaingan akademik, serta eksposur berlebihan terhadap media sosial menjadi sumber stres yang sulit dihindari. 

Di era digital, misalnya, banyak orang merasa terjebak dalam budaya “membandingkan diri”. Melihat kesuksesan orang lain di media sosial sering kali menimbulkan rasa tidak cukup, minder, atau iri hati. Akibatnya, banyak individu merasa tertekan untuk selalu tampil sempurna dan produktif, meskipun dalam kenyataannya mereka sedang berjuang melawan kelelahan emosional.

Selain itu, perubahan sosial yang cepat juga membuat banyak orang merasa terisolasi. Koneksi digital memang mempermudah komunikasi, tetapi interaksi tatap muka yang menumbuhkan empati dan kedekatan emosional justru semakin jarang. Padahal, dukungan sosial merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan mental.

Dampak Mengabaikan Kesehatan Mental

Mengabaikan kesehatan mental dapat menimbulkan konsekuensi serius, baik secara individu maupun sosial. Individu yang mengalami gangguan mental sering kali menghadapi stigma negatif dari masyarakat. Mereka dianggap lemah, tidak mampu mengontrol diri, atau bahkan “gila”. 

Stigma ini membuat banyak orang enggan mencari bantuan profesional, sehingga kondisi mereka semakin parah.

Dari sisi sosial, meningkatnya angka gangguan mental dapat memengaruhi produktivitas masyarakat. Berdasarkan data dari berbagai lembaga kesehatan dunia, gangguan mental seperti depresi dan kecemasan menjadi penyebab utama menurunnya kinerja di tempat kerja. Di sisi lain, beban ekonomi akibat penanganan masalah kesehatan mental juga semakin besar. Artinya, menjaga kesehatan mental bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga menjadi isu sosial dan ekonomi yang penting bagi kemajuan suatu bangsa.

Cara Menjaga Kesehatan Mental

Menjaga kesehatan mental tidak selalu membutuhkan langkah-langkah besar. Terkadang, perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari dapat memberikan dampak besar. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental:

1. Mengenali dan Menerima Diri Sendiri

Langkah pertama dalam menjaga kesehatan mental adalah memahami dan menerima diri apa adanya. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan menerima hal itu, seseorang akan lebih mudah berdamai dengan kegagalan dan terus berusaha tanpa rasa bersalah yang berlebihan.

2. Mengelola Stres dengan Baik

Stres adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan. Namun, yang penting adalah bagaimana kita mengelolanya. Aktivitas seperti meditasi, olahraga ringan, mendengarkan musik, atau sekadar berjalan di alam terbuka dapat membantu menurunkan tingkat stres.

3. Menjaga Hubungan Sosial

Hubungan yang sehat dengan keluarga dan teman-teman adalah sumber dukungan emosional yang berharga. Jangan ragu untuk berbagi cerita atau meminta bantuan ketika merasa terbebani.

4. Menjaga Pola Hidup Sehat

Pola makan bergizi, tidur yang cukup, dan aktivitas fisik teratur tidak hanya bermanfaat bagi tubuh, tetapi juga berpengaruh besar terhadap suasana hati dan kesehatan mental.

5. Mengatur Waktu dan Prioritas

Banyak orang merasa tertekan karena terlalu banyak tuntutan. Belajar mengatakan “tidak” dan mengatur prioritas hidup dapat membantu mengurangi tekanan yang tidak perlu.

6. Mencari Bantuan Profesional

Jika merasa tidak mampu mengatasi masalah sendiri, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog, psikiater, atau konselor. Konsultasi dengan tenaga profesional bukan tanda kelemahan, melainkan langkah berani untuk memperbaiki diri.

Menjaga kesehatan mental bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan juga tugas kolektif masyarakat. Lingkungan sosial yang suportif dapat menjadi benteng utama bagi kesejahteraan psikologis seseorang. Misalnya, di tempat kerja, pimpinan dapat menciptakan budaya kerja yang sehat dengan memberikan ruang bagi karyawan untuk beristirahat, berkomunikasi terbuka, dan mendapatkan dukungan emosional. Di sekolah, guru dapat membantu siswa memahami pentingnya empati dan keseimbangan antara prestasi akademik dengan kesehatan mental.

Media massa dan media sosial juga memiliki peran besar dalam membentuk persepsi publik tentang kesehatan mental. Kampanye edukatif dan pemberitaan yang sensitif terhadap isu psikologis dapat membantu mengurangi stigma dan mendorong masyarakat untuk lebih terbuka terhadap topik ini.

Menjaga kesehatan mental bukan hanya tentang merasa bahagia sesaat, tetapi merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih baik. Individu yang sehat secara mental memiliki daya tahan tinggi terhadap tantangan hidup, mampu berpikir jernih dalam mengambil keputusan, serta berkontribusi positif bagi lingkungannya. Sebaliknya, mengabaikan kesehatan mental dapat menyebabkan penurunan produktivitas, rusaknya hubungan sosial, dan munculnya berbagai penyakit fisik akibat stres kronis.

Dalam konteks yang lebih luas, bangsa yang warganya sehat secara mental akan menjadi bangsa yang kuat, inovatif, dan berdaya saing tinggi. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, lembaga pendidikan, dunia kerja, dan masyarakat untuk bersama-sama membangun ekosistem yang mendukung kesehatan mental.

Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Dalam kehidupan yang penuh tekanan dan perubahan seperti saat ini, kita perlu memberi ruang bagi diri sendiri untuk beristirahat, merenung, dan memulihkan energi emosional. Tidak ada yang salah dengan merasa lelah, sedih, atau cemas. Yang penting adalah bagaimana kita mengenali perasaan tersebut dan mencari cara untuk mengatasinya dengan bijak.

Kesehatan mental adalah hak setiap individu dan menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaganya. Dengan memiliki pikiran yang sehat, hati yang tenang, dan lingkungan yang mendukung, kita dapat menjalani kehidupan dengan lebih bermakna, produktif, dan bahagia. Karena sejatinya, kesejahteraan sejati tidak hanya diukur dari seberapa kuat tubuh kita, tetapi juga seberapa damai pikiran dan jiwa kita dalam menghadapi kehidupan.


Bagikan

KOMENTAR (0)

Alamat Email anda tidak akan ditampilkan. Wajib diisi untuk kolom *

Berita Terkini

Produksi sampah di Kupang Sudah Cukup Besar Yang Diangkut ke TPA Alak.

Penulis : Rere KIn Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universita Katolik Widya Mandira Kupang

| Sabtu, 25 Oktober 2025
Antara Kampus dan Jalanan: Potret Perjuangan Mahasiswa Maxim di Kota Kupang

Penulis : Leonardus Salvador Elton Fernandez Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universita Katolik Widya Mandira Kupang

| Sabtu, 25 Oktober 2025
Masa depan NTT Dan Krisis Moral di Balik Genggaman Botol Miras. Potret Generasi Muda Kupang

Penulis ; Ardianus Marto Rara Bahan, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universita Katolik Widya Mandira Kupang

| Sabtu, 25 Oktober 2025
Judi Online dan Krisis Karakter Mahasiswa di Era Digital Sebuah Catatan.

Oleh, Wilhelmus Basa, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

| Sabtu, 25 Oktober 2025
Artificial intelegensi untuk pendidikan atau untuk membunuh akal pikir.

Oleh: Rikardus Febrio. (Mahasiswa semester 5 prodi ilmu Komunikasi pada Unika Widya Mandira.)

| Sabtu, 25 Oktober 2025
Indeks Berita

Poling

Silakan memberi tanggapan anda ! Siapa calon bupati dan calon wakil bupati yang kalian anggap layak pimpin lembata 2024-2029?

TERKONEKSI BERSAMA KAMI
Copyright © 2025 Indonesia Surya
Allright Reserved
CONTACT US Lembata
Lembata, Nusa Tenggara Timur
Telp: +6281334640390
INDONESIA SURYA
Viewers Now: 5