Lembata, Indonesiasirya.con - Proyek peningkatan jalan tahun 2022, segmen lerahinga menuju Desa Banitobo hingga Lamalela Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata NTT, yang dilaporkan ke Kejaksaan Negeri Lembata meresahkan masyarakat kedua Desa tersebut.
Hal ini bukan tanpa alasan, jalan yang menghubungkan tiga desa yakni; Lerahinga, Banitobo dan Lamalela dalam kondisi baik, dan nyaman saat dilintasi masyarakat desa hingga saat ini.
Proyek tersebut semula dalam satu ruas pekerjaan, namun atas dasar permintaan masyarakat yang kemudian dikonsolidasi kembali sehingga berubah menjadi sembilan belas (19) segmen kritis yang dikerjakan CV Lembata Jaya dengan anggaran PEN sebesar 5,6 Miliar itu.
Ketua BPD Lamalela, Wilhelmus Dapi Lengari kepada media mengatakan, dirinya sangat bersyukur dengan peningkatan jalan yang dilakukan pemerintah. Karena pengerjaan jalan di 19 segmen ini sangat membantu masyarakat di kedua desa ini.
"Dulu di musim hujan itu kami sengsara sekali pak. Kami kalau mau ke Kecamatan atau ke Lewoleba (Pusat Kota Kabupaten) harus bawa pakaian ganti, karena mandi lumpur dan dorong motor. Tetapi semenjak diperbaiki, dari rumah kami pakai pakaian langsung ke ke tempat tujuan", tuturnya wilm Kamis, (25/4/24).
Ketika ditanya terkait kualitas pengerjaan, Dapi mengatakan, secara kasat mata yang kami masyarakat lihat semua baok-baik
jalan yang dilakukan, Ia menjelaskan bahwa dirinya awam yang tidak terlalu paham, namun dirinya selaku BPD ikut mengawasi pengerjaan jalan tersebut.
"Saya dan masyarakat ikut mengawasi proyek ini bersama. Sedang tukangnya juga bukan hanya orang dari luar desa tetapi masyarakat di sini juga dilibatkan, sehingga untuk ketebalan, lebar dan campurannya saya lihat sudah bagus dan pas untuk cor jalan", ujar Wilhelmus.
Kata Wilhelmus, untuk proyek peningkatan jalan ini seharusnya dikerjakan hanya satu segmen saja dari Desa Lerahinga hingga kampung Hidalabi dengan jarak 3,5 Kilometer. Namun, melihat kondisi jalan yang mengalami rusak berat itu kami, lima desa dan masyarakat mengusulkan ke Pemda untuk membagi dalam 19 segmen kritis dengan hitungan jarak sama. Kelima desa yang ikut dalam musyawarah adalah desa Lamatuka, Baopana, Lerahinga, Banitobo dan Lamalela. Kami lima desa ini punya ulayat di daerah ini.
Jalur ini hanya dari Lerahinga sampai Hidalabi saja, maka kami akan tetap kesulitan ketika musim barat. Jadi kami lima desa bersepakat untuk membagi dalam 19 segmen kritis yang sulit dilalui kendaraan motor dan mobil. Kami buat kesepakatan dalam musyawarah lima desa dan hasilnya kami tuangkan dalam berita acara dan laporkan ke Pemda dalam hal ini Dinas PUPR Lembata, ungkap Wilhemus.
"Ini daerah penghasil kemiri dan hasil pertanian yang bagus, tetapi karena jalan rusak masyarakat jadi sulit mau jual hasil pertanian", ucap Mus Lengari.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Lamalela Rafael Kupang , jika dilihat dari sisi pemanfaatannya sangat membantu masyarakat. Sebab, sebelum adanya pengerjaan jalan yang menggunakan Dana Pen ini, masyarakat harus ekstra hati-hati ketika melintasi 19 segmen kritis dalam kondisi yang rusak berat.
"Sebelum masyarakat desa Lamalela dan Banitobo sangat kesulitan ketika melintasi 19 titik kritis yang diperbaiki apalagi di musim hujan itu sangat sulit. Dengan adanya perbaikan ini masyarakat sangat terbantu, meskipun masih ada beberapa segmen yang juga rusak, tetapi dibandingkan dengan sekarang jauh lebih baik", tuturnya.
Untuk pengerjaan 19 segmen kritis di simpang Desa Lerahinga Banitobo, tambah Rafael, itu berdasarkan keputusan hasil musyawarah kelima desa dan dirumuskan dalam berita acara.
Kata Rafael, ketika ditanya terkait laporan masyarakat bahwa kondisi jalan yang dikerjakan CV Lembata Jaya kembali rusak. Ia mengungkapkan bahwa secara kasat mata semua baik-baik saja, dan dirinya tidak tahu soal adanya laporan itu.
"Pak Kejari pagi-pagi datang baru tidak ada konfirmasi sama sekali dengan kami. Secara pribadi saya tidak tau laporan itu, dan saya juga kaget pak Kejari sudah ada di desa", tuturnya.
Sementara itu, Yan Ruing pelaku usah mikro (warung sembako) di Desa Lamalela yang menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah atas perhatikan terhadap akses jalan yang selama ini mengalami rusak berat.
"Saya sangat bersyukur dan berterima kasih karena ada perhatian pemerintah. Dulu saya mau turun ke kota untuk membeli barang dagangan (sembako) harus memakan waktu 2,5 jam, sekarang hanya 1 jam sudah bisa. kalau dulu barang yang beli itu jumlah harus dibatasi karena jalan yang rusak, tetapi sekarang bisa lebih banyak dan kapan saja barang habis langsung bisa turun beli lagi", tutur Yan.