Atadei,Indonesiasurya.com - Manager Pertanahan dan Sertifikasi PT PLN UIP Nusa Tenggara, Bobby Robson Sitorus kepada awak media (9/8/2024) mengatakan, saat ini sudah ada dua sumur bor yang berpotensi 10 Mega dan PLN yang sedianya akan kelola panas bumi Atadei akan lakukan pengeboran lagi di lokasi yang tidak jauh dari sumur bor yang sudah ada.
Berita terkait ; https://indonesiasurya.com/terkait-panas-bumi-atadei-angi-gutun-datang-di-seminar-budaya-masyarakat-sebut-itu-pertanda-buruk
https://indonesiasurya.com/warga-desa-berhamburan-dihajar-angi-gutun-seminar-budaya-di-atadei-pindah-tempat
"Tahun 2004 itu memang sudah dilakukan pengeboran dan saat ini ada dua sumur bor tetapi, itu untuk penelitian yang berpotensi 10 Mega Watt namun karena dua sumur itu untuk penelitian, maka kami akan lakukan pengeboran Sumur panas bumi baru di lokasi tersebut" jelas Sitorus.
Lebih jauh Robi mengakui bahwa, PLTP memiliki dampak yang besar jika tidak dikendalikan atau di kontrol.
Robi mencontohkan misalnya soal H2S pihaknya akan gunakan detektor untuk mengetahui apakah sudah melebihi Abang batas atau tidak. demikian juga jika ada kebocoran pipa, akan ada cara teknis operasional yang bisa kita lakukan. tapi kalau H2S akan hilang di udara ujarnya.
Demikian juga soal lumpur hasil pengeboran. kami akan buat kolam penampung ukuran 12 X 15 di kawasan PLTP untuk menampung lumpur sementara sisa air akan dimasukan kembali kedalam sumur bor ujar Robinson.
Namun demikian kata Manager Pertanahan dan Sertifikasi PT PLN UIP Nusa Tenggara ini bahwa, saat ini pihaknya hanya sosialisasi terkait pengadaan tanah.
"Kami awali dengan seminar budaya, tapi PLN hanya sebagai pendengar dalam seminar ini, karena seminar ini dilakukan oleh para ahli budaya di Lembata" ujar Robinson.
Lanjut Sitorus kegiatan kemarin, kemudian tidak bisa berjalan baik karena, tiba-tiba angin kencang dan kami tidak bisa berbuat apa-apa. padahal kami ingin tahu bagaimana untuk bisa mendapatkan tanah masyarakat, ingin juga tahu hal apa saja yang menjadi larangan ditempat tersebut.
Rencana PLN melakukan pengeboran lagi di lokasi tidak jauh dari dia sumur yang sudah ada itu untuk apa tanya masyarakat? Dua sumur bor itukan berpotensi 10 MW, sudah melampaui kebutuhan masyarakat Lembata lantas untuk apa lagi PLN berencana lakukan pengeboran?
Simon Wawin salah satu tuan tanah yang hadir dalam seminar budaya yang dipindahkan dari lapangan setelah angi gutun menerjang tenda, ke kantor desa mengatakan, nenek Kar itu baik tapi kita jangan Lawan dia.
"Nenek Kar itu baik tapi, kita tidak boleh lawan dia. jika ada yang lawan, itu bisa bahaya. Nene kar akan marah, galak, lebih brutal dan menyusahkan kita" urai Wawin.
Dijelaskan Simon bahwa Watuwawer pernaj hadapi persoalan serius tahun 40 an dan 80 an yakni, Watuwawer pernah pecah dua kali dan itu karena kesalahan jadi sekrang jangan sampai hal ini terulang lagi. ingat Nene kar itu baik tapi kita jangan buat dia marah.
"saat ini ada dua hal yang perlu kita pikirkan yakni, kesehatan dan keselamatan" ungkap Simon Wawin.
Saya sampaikan ini karena ingin menyelamatkan masyarakat lewogroma, Watuwawer, Lewokoba, dan benolok ditambah dengan insinyur yang datang dari jauh-jauh itu. tegas Wawin.
Informasi yang di dapat menyebutkan, Proyek geotermal Atadei menargetkan energi listrik dengan kapasitas 10 MW yang direncanakan mulai beroperasi pada 2027.
PT PLN telah mendapat izin prinsip dari Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur pada 27 November 2020, di mana luas lahan yang menjadi lokasi proyek 31.200 hektare.