Ungkap Realita Sosial

Logo Banggainesia
Local Edition | | Todays News


Pelajar Kota Kupang dan Ancaman HIV/AIDS, Cermin Krisis Edukasi dan Pengawasan Sosial

Penulis ; YOSEPH RICHARDO. PATI DARANG PRODI: ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK - SEMESTER 5

IndonesiaSurya
Senin, 27 Oktober 2025 | 10:11:23 WIB
Foto

Fenomena pelajar di Kota Kupang yang terpapar HIV/AIDS beberapa waktu terakhir seharusnya menjadi alarm keras bagi semua pihak—bukan sekadar angka statistik yang lewat di pemberitaan. 

Di balik data yang menakutkan itu, tersimpan realitas sosial yang lebih kompleks: minimnya edukasi seks yang komprehensif, pengawasan keluarga yang lemah, dan kultur tabu yang masih menghambat keterbukaan soal kesehatan reproduksi.

1. Ketidaksiapan Sistem Edukasi

Selama ini, pendidikan formal di sekolah lebih fokus pada capaian akademik ketimbang pembentukan kesadaran diri dan pengetahuan kesehatan reproduksi. Akibatnya, banyak remaja di Kota Kupang yang tumbuh dalam kebingungan—mendapatkan informasi dari media sosial atau teman sebaya, tanpa bimbingan yang benar. Ironisnya, pembahasan tentang seksualitas masih dianggap “tidak pantas”, padahal ketertutupan justru membuka celah bagi penyimpangan perilaku.

2. Keluarga yang Kehilangan Fungsi Kontrol

Di sisi lain, banyak orang tua yang terlalu sibuk bekerja atau tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk berdialog terbuka dengan anaknya. Hubungan keluarga menjadi formal dan penuh jarak, bukan ruang aman untuk bertanya dan belajar. Ketika komunikasi keluarga melemah, remaja mencari pelarian di luar rumah—dan di sanalah risiko mulai muncul.

3. Lingkungan Sosial yang Longgar

Kupang sebagai kota yang terus berkembang menghadapi dinamika sosial baru: kehidupan malam yang terbuka, akses internet tanpa batas, serta budaya konsumtif yang mendorong gaya hidup instan. Remaja yang belum matang secara mental mudah terbawa arus, apalagi jika tidak disertai ketahanan moral dan pengetahuan diri.

4. Pemerintah dan Sekolah Harus Berani Berubah

Pemerintah Kota Kupang perlu bergerak lebih cepat. Edukasi seksualitas dan kesehatan reproduksi harus masuk ke kurikulum sekolah dalam bentuk pendidikan karakter dan kesehatan berbasis realitas lokal. Bukan sekadar teori, tapi diskusi terbuka dengan tenaga kesehatan, tokoh agama, dan organisasi remaja.

Selain itu, puskesmas dan sekolah harus menjadi ruang aman bagi remaja untuk berkonsultasi tanpa stigma. Selama isu ini masih dianggap aib, maka angka kasus akan terus meningkat secara diam-diam.

5. Membangun Kesadaran Bersama

Masalah HIV/AIDS di kalangan pelajar bukan sekadar urusan medis, melainkan krisis komunikasi sosial dan budaya. Jika masyarakat Kota Kupang masih sibuk saling menyalahkan tanpa membangun dialog terbuka, maka yang hilang bukan hanya generasi muda, tetapi juga masa depan kota ini.

Penutup

Kita tidak bisa lagi menutup mata dengan alasan “itu urusan pribadi”. Ketika pelajar—anak-anak yang seharusnya menjadi harapan masa depan—terpapar HIV/AIDS, maka itu adalah tanggung jawab kolektif: keluarga, sekolah, gereja, pemerintah, dan media. Edukasi yang terbuka, komunikasi yang jujur, dan lingkungan yang mendukung adalah vaksin sosial terbaik untuk mencegah generasi Kupang kehilangan arah.


Bagikan

KOMENTAR (0)

Alamat Email anda tidak akan ditampilkan. Wajib diisi untuk kolom *

Berita Terkini

Makian Itu Tanda Sayang? Mengulik Kode Bahasa Kasar dalam Lingkaran Pertemanan

Nama: Niakodel Damasejahtri Jahapay. Nim: 43123050 Mata Kuliah: Critical Thingking

| Senin, 27 Oktober 2025
Mengapa Kasus Kematian Kakak Vian Ruma Harus Diusut Tuntas

Oleh: Alexsandro G. Meso Nim :43123017 (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Public Relations/pemerhati isu sosial

| Senin, 27 Oktober 2025
Refund Tiket Day-3 Festival Haifest Di Kupang

Penulis ; PUDENTIA ARE EMBU NIM : 43123086 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

| Senin, 27 Oktober 2025
SAMPAH MENGHIASI KOTA KUPANG

Oleh ; Martinus Arsoni Panggal Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNWIRA Kupang

| Senin, 27 Oktober 2025
Teknologi Digital Mengubah Pola Konsumsi Masyarakat.

Peter C. Rani (43123037) Mahasiswa Universitas Katholik Widya Mandira Kupang -Prodi Ilmu Komunikasi

| Senin, 27 Oktober 2025
Miras di Kalangan Mahasiswa NTT; Budaya atau Krisis Kesadaran?

Oleh: Bertolomeus M.A Gesiradja Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNWIRA Kupang

| Senin, 27 Oktober 2025
Krisis sampah di kota Kupang

Penulis ; Icha Yulita bendelina Mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi UNWIRA Kupang Nim : 43123026

| Senin, 27 Oktober 2025
Potret Ironi Desa Penfui Timur – Ramai Mahasiswa, Jalan Masih Berdebu

Penulis ; Christian Stenly Neno Letuna Mahasiswa Universitas Widya Katolik Mandira Kupang,

| Senin, 27 Oktober 2025
Indeks Berita

Poling

Silakan memberi tanggapan anda ! Siapa calon bupati dan calon wakil bupati yang kalian anggap layak pimpin lembata 2024-2029?

TERKONEKSI BERSAMA KAMI
Copyright © 2025 Indonesia Surya
Allright Reserved
CONTACT US Lembata
Lembata, Nusa Tenggara Timur
Telp: +6281334640390
INDONESIA SURYA
Viewers Now: 7