Ungkap Realita Sosial

Logo Banggainesia
Local Edition | | Todays News


Teknologi Pengolahan, Solusi Krisis Pangan Kuliah Umum Tekpang UNWIRA Kupang

Kuliah umum ini dilaksanakan secara daring dan luring, yang diikuti oleh mahasiswa mahasiswi dan para dosen

IndonesiaSurya
Kamis, 20 November 2025 | 00:36:00 WIB
Foto

Indonesiasurya.com | Kupang - Program studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA)  Kupang menggelar  Kuliah Umum semester ganjil tahun ajaran 2025/2026  dengan tema: Teknologi Pengolahan untuk mendukung Ketahanan Pangan; Rabu 19 November 2025,   yang dilaksanakan di Auditorium St. Paulus Gedung Rektorat, lantai empat, Kampus UNWIRA di Penfui Kupang. Kuliah

Umum tersebut menghadirkan dua orang narasumber yaitu Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M. Sc;, guru besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM), dan Dr. Ir. Ayub.U. I. Meko, M.Si,  dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Kristen Arta Wacana (UKAW) Kupang.

Tema ini diangkat karena para petani, nelayan dan peternak gencar melakukan produksi bahan pangan namun kasus kerusakan bahan pangan terjadi di mana-mana dan menjadi masalah di masyarakat, dan juga krisis pangan mengincar kehidupan masyarakat.

Kuliah umum ini dilaksanakan secara daring dan luring, yang diikuti oleh mahasiswa mahasiswi dan para dosen  

Program Studi Teknologi Pangan FST UNWIRA dan juga peserta undangan yang lain yang hadir secara luring seperti beberapa mahasiswa dan dosen dari Program Studi Gizi POLTEKES KEMENKES  Kupang  dan dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. Selain itu terdapat sejumlah peserta yang mengikuti secara daring, di antaranya adalah para kepala sekolah dan guru dari sejumlah SMA dalam wilayah provinsi NTT.

Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M. Sc yang tampil sebagai pembicara pertama, dalam pemaparannya lebih menitikberatkan pada upaya mengatasi bahan pangan terbuang akibat lemahnya teknologi pengolahan. Bahan pangan hasil produksi petani, nelayan dan peternak merupakan hasil produksi yang tidak tahan simpan, mudah rusak sehingga mudah berubah menjadi bahan buangan. Di sini diperlukan teknologi pengolahan untuk mengatasi jumlah pangan terbuang tersebut agar dapat diminimalisir sehingga upaya tersebut menjadi salah satu bentuk mendukung ketahanan pangan.
Dikemukakannya juga bahwa ketahanan pangan tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan bahan pangan, tetapi juga oleh cara pengolahan dan pengurangan pangan terbuang (food waste).
Jumlah sampah di Indonesia yang disebabkan oleh sisa bahan pangan atau makanan jumlahnya sangat tinggi setiap tahun dan hal tersebut menandakan  rendahnya kesadaran serta kemampuan dalam pengelolaan pangan.
Prof Sri Raharjo pun menjelaskan 9 cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahan pangan terbuang  yakni: (1). Kualitas pengemasan produk dengan modifikasi atmosfer; (2) Meningkatkan kualitas prosedur perawatan dan penanganan; (3) mengidentifikasi dan menemukan  titik-titik kelemahan pada sistem rantai dingin; (4) Pemantauan kelembaban; (5) pengemasan untuk tiap individu pakan, (6) Sticker pada kemasa yang memberikan informasi lengkap tterhadap sifat bahan pangan yang dikemas; (7) Menyertakan adsorben pada bantalan bahan pangan untuk menyerap air dan meminimalisir kelembaban; (8) menemukan varietas baru yang tahan simpan; (9) Menggunakan bahan antimikroba alamiah untuk mencegah pembusukan bahan pangan oleh bakteri.

Narasumber kedua, Dr. Ir. Ayub.U. I. Meko, M.Si,, menyampaikan materi mengenai Teknologi pengolahan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Diuraikannya bahwa pangan merupakan  hak asasi manusia. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya pengolahan pangan melalui cara-cara teknologi untuk ketahanan pangan sehinggan kebutuhan atau hak asasi masyarakat terhadap pangan tetap terpenuhi.

Dr. Ayub memberikan beberapa contoh teknologi pengolahan pangan sederhana  seperti penggaraman, pengeringan, dan pengasapan terutama pada produksi ikan asap. Cara sederhana juga dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan jagung hibrida setelah panen yaitu disimpan dan ditaburi dengan abu dapur.

Dr Ayub juga mengemukakan bahwa penerapan teknologi sederhana ini dapat membantu masyarakat petani dan nelayan meningkatkan nilai ekonomi hasil panenan atau tangkapan serta mengurangi kerusakan bahan baku.
Dirinya juga memotivasi para mahasiswa untuk mengembangkan solusi yang inovatif sehingga ketahanan pangan di NTT bisa ditingkatkan melalui pendekatan teknologi yang tepat guna, berkelanjutan, dan ramah lingkungan***
(Diah Leton, Mahasiswi Program Studi Teknologi Pangan, semester 3, FST UNWIRA Kupang). 


Bagikan

KOMENTAR (0)

Alamat Email anda tidak akan ditampilkan. Wajib diisi untuk kolom *

Berita Terkini

Vatikan Siap Umumkan Uskup Baru Larantuka, Sukacita Meluas hingga ke Lembata

Bupati Lembata, P. Kanisius Tuaq, dari luar daerah, menyampaikan rasa syukur atas proses regenerasi kepemimpinan Gereja

| Rabu, 19 November 2025
Semangat dan Restu ‘Lewo Tanah’ Perseftim Siap Ladeni PSKK

Anak-anak Flores Timur selangkah lagi maju ke babak berikutnya.. Hasil imbang saja cukup untuk menyingkirkan PSKK.

| Rabu, 19 November 2025
Dinkes Lembata Kerahkan Petugas Terjun Ke Daerah Endemi DBD Lakukan Foging

Tren kasus meningkat secara nasional, dan kita bersiap karena di akhir musim hujan biasanya kasus akan naik lagi,

| Selasa, 18 November 2025
Polres Kolaka Gelar Operasi Zebra Anoa-2025

Operasi ini adalah operasi cipta kondisi sebelum menghadapi nanti di bulan Desember

| Selasa, 18 November 2025
Antisipasi DBD Dinas Kesehatan Lembata Ambil Langkah Pencegahan

Pemantauan kasus dilakukan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) yang mampu memberi sinyal dini jika terjadi

| Selasa, 18 November 2025
Indeks Berita

Poling

Silakan memberi tanggapan anda ! Siapa calon bupati dan calon wakil bupati yang kalian anggap layak pimpin lembata 2024-2029?

TERKONEKSI BERSAMA KAMI
Copyright © 2025 Indonesia Surya
Allright Reserved
CONTACT US Lembata
Lembata, Nusa Tenggara Timur
Telp: +6281334640390
INDONESIA SURYA
Viewers Now: 7