Lembata,Indonesiasurya.com - Sebanyak 229 Orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) di Kabupaten Lembata sedang mengkonsumsi obat Anti Retroviral (ARV).
Jumlah ini merupakan akumulasi pasien selama sepuluh tahun terakhir yakni sejak 2015 hingga akhir Mei 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, dr. Goerillya A. Huar Noning menyampaikn hal itu menanggapi kondisi Lembata akhir-akhir ini dimana terjadi peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS secara signifikan di tengah runyamnya upaya penanggulangan yang dilakukan berbagai pihak.
Menurut Geril, peningkatan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lembata saat ini tidak sebanding dengan upaya penanggulangan yang sudah dan akan dilakukan.
"Kasus HIV kita naik terlalu cepat, tidak sebanding dengan upaya nyata yang kita buat untuk menangggulanginya. Upaya kita sangat terbatas karena berbagai faktor, sedangkan penularan HIV terus melaju. Ini situasi yang sangat sulit", ujar Geril menjawab media ini, Kamis (12/06/2025).
Lebih lanjut Geril menghimbau seluruh lapisan masyarakat untuk mencegah penularan HIV/AIDS ini.
Ini soal kesadaran masyarakat untuk menjaga diri sendiri dan keluarga dan ini cara paling ampuh menekan potensi penularan virus yang melemahkan sistem imun manusia tersebut.
"Caranya ya hanya itu, jaga diri sendiri dan keluarga dari pergaulan bebas atau hubungan seks berisiko. Potensi penularan paling besar dari situ", jawabnya singkat.
Sementara itu, Penata Kelola Layanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV/AIDS dan IMS Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Darius Baki Akamaking, SKM menguraikan, total kasus HIV/AIDS di Lembata sejak 2015 hingga saat ini adalah sebanyak 354 kasus.
Dari tahun ke tahun selalu terjadi peningkatan kasus. Tahun 2022 ditemukan 35 kasus baru. Jumlah penemuan kasus baru meningkat signifikan pada tahun 2023 yakni sebanyak 88 kasus dan tahun 2024 sebanyak 60 kasus.
"Jadi sejak awal kita catat tahun 2015 itu ada 354 kasus. Dari tahun ke tahun selalu naik bahkan naik signifikan dalam tiga tahun terakhir. Per hari ini sudah ditemukan 20 kasus baru untuk tahun 2025", urai pria yang akrab disapa Darko itu.
Dia menambahkan, dari 354 kasus HIV/AIDS yang sudah ditemukan tersebut, 229 di antaranya sedang menjalani terapi Anti Retroviral (ARV). Sedangkan sisanya, 59 orang sudah meninggal, 43 orang hilang kabar (lost to follow up) dan 8 lainnya punya catatan masuk perawatan.
Uniknya, di Kabupaten Lembata, populasi masyarakat umum justru menempati urutan tertinggi dalam jumlah kasus berdasarkan populasi berisiko.
"Di Lembata ini sangat unik. Yang paling banyak itu masyarakat umum (bukan pekerja seks, LSL, Waria, Pengguna Napza suntik). Jadi bisa mudah kita analisis, jumlah pekerja seksnya memang sedikit tapi yang main ke sana kan banyak", ujar Darko tersenyum.
"Yang paling menyedihkan lagi itu Ibu hamil kita juga sudah sering terinfeksi. Sampai sekarang sudah 20 kasus pada ibu hamil. Kalau ibunya tidak diperiksa lebih dini dan mengikuti program pencegahan penularan pada anak, kasihan nanti anaknya bisa terinfeksi", sambungnya.
Untuk diketahui, upaya penanggulangan HIV/AIDS secara nasional dilakukan dengan tiga tujuan utama yakni mencegah terjadinya penularan baru, mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi pada ODHIV serta mencegah terjadinya kematian akibat AIDS. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerjasama yang solid dan nyata antar para pihak berkepentingan. Bukan "single fighter".