Lewoleba,Indonesiasurya.com - Penjabat Bupati Lembata Paskalis Ola Tapobali usai membuka rekening simpanan Qurban yang menjadi inovasi bank NTT cabang Lembata, di ruang kerjanya (12/9/2024) ditanya terkait panas bumi Atadei mengatakan, saat sosialisasi di Watuwawer ada dua kesimpulan yang mesti ditindaklanjuti PLN.
Baca juga ; https://indonesiasurya.com/bawaslu-tak-miliki-keberanian-untuk-tegur-kpu-lembata-benarkah-ada-apa
Dua kesimpulan tersebut menurut Tapobali Pj.Bupati Lembata mesti diperhatikan PLN.
Kepada awak media alumni STPDN ini mengatakan, pada saat sosialisasi di Watuwawer ada dua kesimpulan yang harus ditindaklanjuti PLN diantaranya ; yang pertama dilakukan diskusi secara terbatas soal UKL/UPL dimana, pihak PLN kita minta untuk hadirkan tim penyusunan analisa dampak lingkungan tapi, diperluas dengan ahli kebencanaan sehingga, dapat mengklarifikasi semua pertanyaan yang disampaikan masyarakat. Misalnya Atadei sebagai daerah patahan, daerah berongga, ada air yang dulunya panas sekrang dingin, sehingga bagaiman dengan eksistensi dapur alam dan pengeboran. selain ahli kebencanaan masyarakat juga minta dihadirkan ahli geologi Geofisika juga Geokimia.
Sementara kesimpulan kedua menurut Tapobali adalah, secara internal masyarakat suku diatas duduk semua secara bersama untuk menyatukan perbedaan, siapa yang tuang tuak, siapa yang sembelih hewan dan lain-lain sesuai peran adat mereka.
Mantan sekda Lembata ini mengatakan, yang saya tangkap saat ini adalah kerja simultan.
"Kemarin itu baru indentifikasi lahan belum masuk pada pembebasan" ujar Paskalis.
Baca juga ; https://indonesiasurya.com/siapa-pemilik-karundapur-alam-lokus-panas-bumi-atadei-berada
Menurut Tapobali saat ini tim aprizal tengah melakukan perhitungan dan kajian untuk penilaian obyek. ini masuk dalam tahapan pembebasan lahan.
"Jika semua sudah clear, baru persiapan lahan dan infrastruktur tetapi kemudian masih ada dinamika maka harus dibereskan dulu" ujar Tapobali.
Di satu sisi mungkin saja, PLN tidak ingin ada ganguan dilapangan, dilain pihak mungkin masyarakat merasa PLN belum menindaklanjuti putusan kemarin.
"Sepanjang semua berdampak positif kenapa kita tidak dukung. tapi jika berdampak negatif dan merusak lingkungan juga masyarakat sekitar dan Lembata maka kita tolak" ujar Tapobali tegas.
Sebelumnya, Forum Komunikasi Pemuda Atakore (FKPA) Gelar Spanduk Tuntut PLN Datangkan sejumlah ahli yang sejak awal sosialisasi diharapkan hadir.
Forum ini menilai, pihak PLN mengabaikan tahapan sosialisasi Geologi, Geofisika, Geokimia dan Kebencanaan yang menjadi pertanyaan masyarakat Atakore saat sosialisasi bersama ahli dan praktisi geothermal.
Nonton ;
; https://youtu.be/yfPyxeRVuBk?si=zz4NGVrWS01RZqI_
Andreas B. Lejab, Ketua Forum Komunikasi Pemuda Atakore (FKPA) kepada pers, Rabu (11/9/2024) mengatakan, aksi tersebut dipicu langkah pihak PLN bersama BPN dan Dinas Pertanahan Kabupaten Lembata melanjutkan tahapan pengembangan PLTP Atadei dengan mengidentifikasi Kepemilikan Lahan dan Inventarisasi tegakan di Lokasi.
"Perintah penjabat bupati: Desa mendatakan, jika belum ada sertifikat, ada lahan belum disertifikasi, diserahkan ke desa dan penjabat Bupati. yang terjadi PLN sendiri turun dan mendata. Kemudian ada rekomendasi dalam seminar budaya bahwa Pemangku masyarakat adat Ahar Tu, duduk untuk membicarakan bersama.
Untuk diketahui terkait Geothermal panas bumi ada tiga bidang yakni ;
Bidang eksplorasi panas bumi meliputi bidang eksplorasi geologi, geofisika dan geokimia panas bumi.
Bidang rekayasa panas bumi meliputi teknik eksploitasi dan utilisasi panas bumi, yaitu teknik pemboran, teknik reservoir, teknik produksi, teknik konversi listrik (pembangkit listrik) dan pemanfaatan langsung fluida panas bumi.
Analisis lingkungan, manajemen dan ekonomi, analisis kelayakan/evaluasi prospek panas bumi, metodologi penelitian, vulkanologi, teknologi panas bumi geosains, geokimia gas, remote sensing, altersai dan simulasi reservoir