JIKA setiap hari jurnalis di Lembata, Nusa Tenggara Timur ini, memegang gadget, menemui narasumber, mengumpulkan data, memantau fakta dan kejadian dilapangan, kali ini mereka memegang karung, menyusuri jalan dari simpang Lima Wangatoa, menuju Taman Kota sambil memungut sampah.
Minggu, 19 Februari 2025 pukul 10.00 wita hingga pukul 12.00, puluhan karung dengan volume 50 kg yang dipersiapkan,sudah terisi penuh sampah anorganik.
Bertepan hari pers nasional 2025, 9 Februari, Para wartawan yang tergabung dalam Forum jurnalis Lembata ini memungut sampah plastik. Kegiatan itu dinamakan Minggu bersih bersama FJL.
Alhasil, belum sehari bergerak dan tidak semua sampah plastik berhasil di kumpulkan, namun sebuah bentor yang dikerahkan pihak Kecamatan Nubatukan pun penuh dengan sampah plastik.
Tak cukup dengan satu buah bentor, dua buah pick up dikerahkan untuk mengangkut sampah yang sudah dikumpulkan, sampah Anorganik dikumpulkan di TPS yang tersedia, sedangkan sampah organik dibuang ke lokasi pembuangan sampah yang aman.
Tak sendirian, para jurnalis Lembata menggandeng Dinas Lingkungan Hidup, Camat Nubatukan, LAPAS Kelas III Lembata, LBH SIKAP, Perempuan Fenomenal, Komunitas Rumah Guru Bumi, Trash Hero, LSM Permata Lembata, Komunitas Sopir, Pemuda Lewoleba dan Istri-istri jurnalis.
Usai mengumpulkan sampah, seluruh peserta kegiatan menikmati makan siang dengan menu utama pisang dan ubi berpadu cita rasa sambal dan suwir ikan Batu. Mereka rehat di Taman Kota Lewoleba untuk santap siang. Sayangnya, Kondisi Taman Kota dipenuhi rerumputan yang liar di musim hujan.
Jurnalis tampak membaur dengan 25 warga binaan dari Lapas kelas III, serta peserta lainnya dalam senda gurau dan diskusi kecil.
Kasubsie, Kamtib Lapas, Charles Lakabela mengatakan, Warga binaan yang ikut aksi Minggu Bersih bersama FJL adalah WBP yang sudah berasimilasi dengan lingkungan diluar Lapas.
"25 warga binaan ini sudah berasimilasi dengan lingkungan di luar Lapas. Kami biasa membantu mengerjakan pekerjaan bersih-bersih seperti ini. Kami mendukung kegiatan teman-teman jurnalis karena ini sesuatu hal yang baik bagi kebersihan dan kesehatan lingkungan kita bersama," ujar Charles Lakabela, Kasubsie, Kamtib Lapas.
Meski sederhana, aksi Minggu Bersih bersama Jurnalis Lembata, berhasil mengumpulkan 2 pick up sampah dan 20 karung sampah plastik dalam waktu 2 jam saja.
Kepala DLH Kabupaten Lembata, Kristian Rimbaraya yang turut serta memungut sampah bersama Jurnalis menjelaskan, pihaknya selalu menyarankan agar sampah organik dapat dijadikan pupuk kompos, sedangkan sampah plastik atau anorganik dapat di gunakan sebagai Eco break.
"Dalam kampanye yang kami laksanakan selama ini, terutama melalui gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah (GBBHS), kami sarankan penggunaan sampah plastik untuk eco break dan kerajinan tangan, sedangkan sampah anorganik untuk pupuk kompos," ujar Kadis DLH Lembata, Kristian Rimbaraya.
Kendala Persampahan
Ternyata armada angkut sampah di dalam kota Lewoleba juga memiliki kendala serius. Pertama, dua unit Truk angkut sampah mengalami masalah, 1 unit rusak, 1 unit lainnya tidak mampu mengakses jalan menuju TPA dalam kondisi truk penuh muatan sampah.
Karena itu permintaan armada angkut sampah yang dikumpulkan Forum Jurnalis Lembata tidak dapat dilayani pihak Kecamatan Nubatukan.
Tak kalah memprihatinkan, para operator bentor sudah dirumahkan akibat kebijakan efisiensi anggaran menyebabkan Bentor atau sepeda motor roda tiga yang ada tidak bisa dioperasikan.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran tentang bertambahnya jumlah pengangguran dan sampah kota akan terus menumpuk. (PT).