Ungkap Realita Sosial

Logo Banggainesia
Local Edition | | Todays News


Bayang-Bayang Gelap: Dampak Tersembunyi Narkoba di Masyarakat Kita

Penulis : Mariano Oktavian Jandu Mahasiswa fakultas ilmu komunikasi UNWIRA Kupang

IndonesiaSurya
Senin, 27 Oktober 2025 | 13:50:01 WIB
Ilustrasi

Narkoba bukan hanya zat kimia yang merusak tubuh secara fisik, tapi juga racun tak kasat mata yang merayap ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat kita, meninggalkan bayang-bayang gelap yang sulit dihilangkan.

Dampak tersembunyinya sering kali tak terlihat di permukaan, seperti erosi nilai-nilai sosial yang perlahan menghancurkan ikatan keluarga dan komunitas.

Bayangkan anak muda yang seharusnya menjadi penerus bangsa malah terperangkap dalam lingkaran kecanduan, di mana mimpi-mimpi mereka pudar digantikan oleh ketakutan dan isolasi.

Di masyarakat kita yang sudah kompleks, narkoba memperburuk ketidaksetaraan, membuat yang miskin semakin miskin karena biaya pengobatan dan hilangnya produktivitas, sementara yang kaya bisa menyembunyikan masalahnya di balik pintu tertutup.
Ini bukan sekadar isu individu, tapi bom waktu yang mengancam fondasi sosial kita, di mana kepercayaan antarwarga retak karena stigma dan rahasia yang terpendam.

Secara ekonomi, bayang- bayang narkoba ini menciptakan lubang hitam yang menelan sumber daya nasional tanpa ampun, dengan biaya tersembunyi yang jauh melebihi angka-angka resmi.

Kerugian tidak hanya dari penurunan produktivitas pekerja yang kecanduan—seperti absen kerja kronis atau kesalahan fatal di tempat kerja—tapi juga dari peningkatan beban sistem kesehatan yang sudah tertekan.

Di Indonesia, misalnya, ribuan miliar rupiah hilang setiap tahun untuk rehabilitasi, penjara, dan kejahatan terkait narkoba, sementara sektor pariwisata dan investasi asing mundur karena citra negara yang tercoreng. Dampaknya merembet ke keluarga, di mana orang tua yang kehilangan anak akibat overdosis harus menanggung hutang emosional dan finansial yang tak terbayar, menciptakan siklus kemiskinan antar generasi.

Ini adalah paradoks pahit: zat yang dijanjikan sebagai pelarian justru menjerat masyarakat dalam jerat ekonomi yang semakin dalam, menghalangi kemajuan kolektif yang kita impikan.

Lebih dalam lagi, dampak psikologis narkoba membentuk bayang-bayang gelap yang paling menyeramkan, karena ia merusak jiwa manusia secara diam-diam dan permanen, meninggalkan luka yang tak terlihat tapi terasa menyakitkan. Kecanduan bukan hanya soal keinginan kuat, tapi perubahan otak yang membuat korban kehilangan kemampuan untuk merasakan kebahagiaan alami, sehingga depresi dan bunuh diri melonjak di kalangan pengguna. Di masyarakat kita, di mana budaya malu sering kali menutup mulut, korban narkoba hidup dalam isolasi, dikelilingi oleh teman-teman yang ikut hanyut atau keluarga yang putus asa, memperburuk masalah kesehatan mental secara keseluruhan.

Anak-anak yang tumbuh di rumah dengan orang tua pecandu belajar pola destruktif sejak dini, mewariskan trauma yang menjadi akar masalah sosial seperti kekerasan domestik dan putus sekolah.

Bayang-bayang ini tak hanya menghantui individu, tapi juga masyarakat luas, di mana empati terkikis digantikan oleh ketakutan dan prasangka, membuat kita semua lebih rentan terhadap kegelapan emosional.

Untuk melawan bayang-bayang gelap ini, opini saya tegas: kita harus bergeser dari pendekatan hukuman semata ke strategi holistik yang menekankan pencegahan dan pemulihan, karena mengabaikan dampak tersembunyi hanya akan memperbesar masalah.
Edukasi dini di sekolah dan komunitas perlu ditingkatkan, disertai dukungan aksesibel untuk rehabilitasi yang bebas stigma, agar korban bisa bangkit sebagai agen perubahan.

Pemerintah, LSM, dan masyarakat harus bersatu membangun jaring pengaman sosial, seperti program konseling gratis dan kampanye anti-narkoba yang berbasis cerita nyata, untuk menerangi kegelapan itu. Pada akhirnya, narkoba bukan takdir yang tak terelakkan; dengan kesadaran kolektif dan aksi nyata, kita bisa membersihkan bayang-bayang ini dan membangun masyarakat yang lebih kuat, di mana setiap individu punya kesempatan untuk bersinar tanpa tergelincir ke jurang kehancuran.


Bagikan

KOMENTAR (0)

Alamat Email anda tidak akan ditampilkan. Wajib diisi untuk kolom *

Berita Terkini

Korupsi Iklim Penyalahgunaan Kekuasaan Yang Patut Di Basmi

Nama lengkap Alfonsius Devids Mauandung Mahasiswa Unwira Kupang

| Senin, 27 Oktober 2025
Edukasi Dini, Langkah Nyata Hentikan Penyebaran HIV dan AIDS

Penulis ; Yohanes Ansgarius Manumanas Mahasiswa ilmu komunikasi UNWIRA Kupang

| Senin, 27 Oktober 2025
Eliminasi Anjing Liar: Solusi Kesehatan atau Kegagalan Komunikasi Publik?

Ditulis oleh: Natasha Kesya Unbanunaek (43123035) Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Widya Mandira Katolik

| Senin, 27 Oktober 2025
MEDIA SOSIAL “TEMAN BAIK ATAU MUSUH TERSEMBUNYI

Oleh ; MARIA RESKIANA RABU Mahasiswa Ilmu komunikasi UNWIRA Kupang

| Senin, 27 Oktober 2025
Makian Itu Tanda Sayang? Mengulik Kode Bahasa Kasar dalam Lingkaran Pertemanan

Nama: Niakodel Damasejahtri Jahapay. Nim: 43123050 Mata Kuliah: Critical Thingking

| Senin, 27 Oktober 2025
Mengapa Kasus Kematian Kakak Vian Ruma Harus Diusut Tuntas

Oleh: Alexsandro G. Meso Nim :43123017 (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Public Relations/pemerhati isu sosial

| Senin, 27 Oktober 2025
Refund Tiket Day-3 Festival Haifest Di Kupang

Penulis ; PUDENTIA ARE EMBU NIM : 43123086 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

| Senin, 27 Oktober 2025
SAMPAH MENGHIASI KOTA KUPANG

Oleh ; Martinus Arsoni Panggal Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNWIRA Kupang

| Senin, 27 Oktober 2025
Indeks Berita

Poling

Silakan memberi tanggapan anda ! Siapa calon bupati dan calon wakil bupati yang kalian anggap layak pimpin lembata 2024-2029?

TERKONEKSI BERSAMA KAMI
Copyright © 2025 Indonesia Surya
Allright Reserved
CONTACT US Lembata
Lembata, Nusa Tenggara Timur
Telp: +6281334640390
INDONESIA SURYA
Viewers Now: 6