Ungkap Realita Sosial

Logo Banggainesia
Local Edition | | Todays News


Antara Mahasiswa & Penyakit Maag

Penulis : Marietha Serafiana Wio Mahasiswa ilmu komunikasi dari Unwira.

IndonesiaSurya
Jumat, 24 Oktober 2025 | 18:48:41 WIB
Ilustrasi

Maag atau yang disebut juga dengan Gastritis peradangan atau iritasi akibat produksi asam lambung berlebih pada lapisan lambung (mukosa) yang dapat menimbulkan nyeri di ulu hati atau perut bagian atas. 

Hal Ini menjadi salah satu gangguan yang sering dialami mahasiswa. Di masa perkuliahan, 

Mahasiswa sering disibukkan dengan berbagai aktivitas mulai dari kuliah, tugas yang menumpuk, hingga kegiatan organisasi. Semua itu membuat waktu tersita, dan sering kali makan menjadi hal yang dinomorduakan. Akibatnya, lambung kosong dalam waktu yang lama dan terus memproduksi asam lambung. Saat tidak ada makanan yang bisa menetralkan, asam tersebut akan mengikis dinding lambung dan menimbulkan rasa perih, mual sampai muntah. 

Gejala – gejala ini dianggap sepele, namun jika dibiarkan, bisa berkembang menjadi maag kronis yang berbahaya.

Aldelina (2019) menjabarkan bahwa penderita gastritis terbanyak terjadi pada remaja usia 19-20 tahun dimana pada usia tersebut remaja telah memasuki dunia perkuliahan dan menjadi seorang mahasiswa. 

Hasil penelitian kejadian gastritis pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibn Khaldun tahun 2021 menyatakan bahwa dari jumlah sampel sebanyak 186 responden terdapat 102 orang (54.8%) mengalami gastritis (Amanda et al., 2021). 

Selain pola makan yang tidak teratur, kebiasaan begadang juga menjadi pemicu munculnya maag di kalangan mahasiswa. 

Begadang sering dianggap sebagai hal yang wajar, terutama menjelang ujian atau saat ada banyak tugas yang menumpuk. Padahal, tubuh manusia membutuhkan waktu istirahat yang cukup untuk memperbaiki sel-sel dan menjaga fungsi organ tetap optimal. Kurang tidur akan mengganggu sistem pencernaan, termasuk produksi asam lambung. 

Banyak mahasiswa tidak sadar bahwa stres akibat kurang tidur justru memperparah maag. Stres dapat merangsang peningkatan hormon tertentu yang memicu produksi asam lambung lebih banyak dari biasanya.

Mengkonsumsi kopi juga dapat menjadi penyebab naiknya asam lambung walaupun kopi dapat melawan rasa kantuk. Kafein dalam kopi bersifat asam dan bisa memicu peningkatan asam lambung. Mengonsumsi kopi dalam keadaan perut kosong sama saja seperti menyiram bensin ke api hanya akan memperparah peradangan di lambung. Apalagi jika ditambah dengan kebiasaan merokok, yang juga sering ditemui pada sebagian mahasiswa, risiko maag semakin meningkat. 

Rokok tidak hanya merusak paru-paru, tetapi juga menurunkan kemampuan lambung melindungi diri dari asam.

Faktor lain yang dapat menjadi pemicu maag yaitu stres. Tekanan untuk mendapatkan nilai bagus, menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, hingga masalah ekonomi atau hubungan sosial dapat menimbulkan stres yang cukup berat. Akibatnya, proses pencernaan melambat dan asam lambung meningkat. 

Banyak mahasiswa yang akhirnya mengabaikan tanda-tanda awal maag karena menganggapnya hanya “masuk angin biasa.” Padahal, jika tidak segera ditangani, maag bisa mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan menurunkan konsentrasi belajar.

Banyak yang merasa bangga bisa bertahan dengan sedikit tidur dan makanan seadanya. Ada semacam anggapan bahwa menjadi mahasiswa berarti harus kuat menahan lapar dan begadang. Padahal, kebiasaan seperti ini justru menjadi bom waktu bagi kesehatan. 

Kesehatan tubuh seharusnya menjadi prioritas, bukan sesuatu yang dikorbankan demi tugas atau kegiatan kampus. Percuma nilai bagus atau gelar tinggi jika tubuh tidak mampu menikmati hasil perjuangan itu.

Dalam konteks ini, penting bagi mahasiswa untuk mulai memperhatikan pola hidup yang lebih seimbang. Hal paling dasar adalah mengatur jadwal makan secara teratur. Tidak harus makan makanan mahal atau mewah, yang penting adalah asupan bergizi yang cukup untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Sarapan, misalnya, sering dianggap sepele padahal sangat penting untuk menjaga kestabilan asam lambung di pagi hari. 

Menghindari makanan pedas, asam, atau terlalu berminyak juga bisa membantu mengurangi risiko maag kambuh. Selain itu, mahasiswa juga perlu membatasi konsumsi kopi dan menggantinya dengan air putih atau susu yang aman bagi lambung.

Selain itu, manajemen waktu juga memiliki peran besar dalam pencegahan penyakit maag. Mahasiswa perlu mengatur antara waktu belajar dan istirahat dengan baik. Begadang boleh dilakukan, namun tidak untuk dijadikan rutinitas. Tidur cukup bisa membantu sistem pencernaan bekerja lebih optimal dan dapat memperkuat daya tahan tubuh. Kalau ada tuntutan yang membuat stres, mahasiswa sebaiknya mengatasinya dengan cara sehat seperti berolahraga, ringan ,beribadah, melakukan aktivitas ringan yang menyenangkan atau juga berbagai cerita dengan teman. Dengan begitu, stres bisa dikendalikan dan tetap mengutamakan kesehatan.

Kampus juga seharusnya berperan mengatasi hal ini.  Misalnya dengan menyediakan kantin yang menjual makanan bersih, sehat dan bergizi dengan harga yang terjangkau. Selain itu pihak kampus juga mengadakan edukasi kesehatan mahasiswa dan pemeriksaan kesehatan. Banyak mahasiswa yang belum tahu bahwa maag bisa dicegah dengan kebiasaan sederhana. Dengan adanya edukasi dari kampus, mahasiswa akan lebih sadar untuk menjaga diri.

Selain dari pihak kampus, dukungan lingkungan pertemanan juga penting. Mahasiswa sering mengikuti gaya hidup temannya tanpa berpikir panjang. Jika dalam pertemanan membiasakan pola hidup sehat dengan makan teratur, tidur cukup dan tidak begadang maka hal hal tersebut akan menunjang hidup yang lebih sehat. Mereka juga akan saling mengingatkan satu sama lain untuk tetap memperhatikan waktu makan.

Pada akhirnya, maag bukan menjadi penyakit, tetapi juga tubuh sedang memberi “tanda” terhadap pola hidup yang salah. Mahasiswa sebagai generasi muda harus belajar menghargai tubuh sendiri. Jangan menunggu saat sakit baru mengajari kesehatan itu berharga. Justru, menjaga diri agar tetap sehat adalah bentuk perjuangan yang sesungguhnya. 

Dengan tubuh yang kuat dan pikiran yang jernih, mahasiswa bisa lebih produktif, lebih fokus, dan tentu lebih bahagia dalam menempuh perjalanan menuju masa depan.


Bagikan

KOMENTAR (0)

Alamat Email anda tidak akan ditampilkan. Wajib diisi untuk kolom *

Berita Terkini

Moke Dan Generasi Muda

Oleh: Quintus Febryono Ganggas Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNWIRA Kupang

| Minggu, 26 Oktober 2025
Guru SMA/SMK Lembata Nyalakan Semangat Pembelajaran Bermakna Lewat Pelatihan Pembelajaran Mendalam

Pembelajaran mendalam dimulai dari guru yang berani belajar ulang, berani bertanya, dan berani keluar dari zona nyaman

| Minggu, 26 Oktober 2025
AI Menjadi Buku Utama Mahasiswa

Penulis ; REDEMPTUS SERAN BRIA MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS WIDYA MANDIRA SEMESTER 5

| Minggu, 26 Oktober 2025
Program Makan Bergizi: Niat Baik yang Tergelincir di Pelaksanaan

Oleh ; Margareta Tei Wesa Esa Mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi UNWIRA Kupang NIM:43123019

| Minggu, 26 Oktober 2025
PENDIDIKAN YANG MASIH MINIM DI DAERAH TERPENCIL

Penulis : Ahason Lae Nim : 43123041 Semester : 5 Prodi Ilmu Komunikasi

| Minggu, 26 Oktober 2025
PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN MENTAL BAGI KEHIDUPAN

Penulis : maya marsita pellondou Mahasiswa ilmu komunikasi

| Minggu, 26 Oktober 2025
Indeks Berita

Poling

Silakan memberi tanggapan anda ! Siapa calon bupati dan calon wakil bupati yang kalian anggap layak pimpin lembata 2024-2029?

TERKONEKSI BERSAMA KAMI
Copyright © 2025 Indonesia Surya
Allright Reserved
CONTACT US Lembata
Lembata, Nusa Tenggara Timur
Telp: +6281334640390
INDONESIA SURYA
Viewers Now: 11